Pontianak (ANTARA) - Pesona Kulminasi Matahari 2019 di Pontianak, yang menjadi agenda tahunan untuk merayakan fenomena kulminasi matahahari atau posisi matahari paling tinggi di langit, berlangsung meriah.
Perhelatan yang berlangsung selama 21 - 23 Maret 2019 tersebut diisi beragam kegiatan dan atraksi serta sejumlah lomba.
"Kali ini tentu jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, lebih ramai yang berpartisipasi dan otomatis acara semakin padat dan menarik," ujar Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Kota Pontianak (BP2KP) Dewi Safitri di Pontianak, Kamis.
Dikatakan dia, dua sehari sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan praevent yakni penampilan fashion show, parade tarian dan lainnya untuk mempromosikan Pesona Kulminasi Matahari 2019 tersebut.
"Hari ini merupakan hari pembukaan yang langsung dihadiri dan dibuka oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dan OPD serta wisatawan lokal dan luar," kata dia.
Ia merincikan sejumlah agenda menarik di momen dua kali setahun tersebut yakni tarian budaya, edukasi kulminasi, pelatihan, lomba mie sagu, festival kopi pancong dan persembahan lainnya.
"Sajian acara yang ada untuk memberikan edukasi, hiburan dan suasan yang asyik di lokasi kegiatan yakni di Tugu Khatulistiwa Pontianak," papar dia.
Ia mengajak wisatawan baik lokal maupun luar untuk datang ke Pontianak, ke Tugu Khulistiwa. Menurutnya wisatawan selain bisa menyaksikan sejumlah acara yang disajikan juga dapat merasakan sensasi mendirikan telur mentah di Kawasan Tugu Khatulistiwa tersebut.
"Unik dan menarik lagi dalam di tempat dan dalam waktu bersamaan pengunjung bisa mengabadikan dirinya tepat berada di belahan bumi utara dan selatan. Banyak fakta unik dan menarik serta tampilan suasana yang warna - warni di lokasi akan memeberika pengalaman menarik pengunjung," papar dia.
Kulminasi di Pontianak lantaran kota yang berjuluk Kota Khatulistiwa tersebut dilalui garis equator. Titik kulminasi terjadi dua kali setahun yakni setiap 21 - 23 pada Maret dan September. Fenomena dan dilaluinya garis lintang antara bumi utara dan selatan tersebut menjadi daya tarik wisatawan untuk ke kota yang juga dibelah sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas.