Sintang (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar mengatakan, sampai saat ini sarana dan prasarana sekolah-sekolah yang rusak masih cukup banyak.
Untuk persentase kerusakan sekolah di Sintang tingkat SMA sebesar 10%, tingkat SMP 30%, dan SD yang paling banyak, ada 442 sekolah atau sekitar 40% yang mengalami kerusakan. Termasuk kekurangan ruang kelas.
“Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang sudah berupaya melalui dana pusat maupun APBD, tiap tahunnya memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang rusak itu. Tapi kita masih memiliki keterbatasan sebagaimana diakui oleh secara nasional, kita masih sangat-sangat kekurangan guru. Maka kebijakan daerah seperti tahun tahun sebelumnya, kita mengangkat 101 tenaga honor kontrak daerah khusus guru. Karena antara penerimaan CPNS dengan Pensiunan PNS itu tidak seimbang. Kalau pensiun 100 paling kita terima 50," katanya.
Sementara upacara Hari Pendidikan Nasional di Sintang diikuti ratusan peserta yang terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, pimpinan OPD, Aparatur Sipil Negara (ASN), Pejabat eselon II, III, IV serta, TNI dan Polri.
Wakil Bupati Sintang membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Askiman menyampaikan bahwa sesuai dengan tema Hardiknas 2019 yaitu Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan memiliki makna dan pesan tersendiri.
"Tema ini mencerminkan pesan penting Ki Hajar Dewantara terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan guna membingkai hadirnya sumberdaya-sumberdaya manusia yang berkualitas, demi terwujudnya Indonesia yang berkemajuan”, kata Askiman.
Askiman mengatakan bahwa dalam perspektif Kemendikbud pembangunan sumber daya manusia menekankan dua penguatan yaitu pendidikan karakter dan penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja untuk pendidikan karakter dimaksudkan untuk membentuk insan berakhlak mulia, empan papan, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur, sementara ikhtiar membekali keterampilan dan kecakapan disertai pula dengan penanaman jiwa kewirausahaan sehingga semua itu membutuhkan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan di tingkat pusat dan daerah.
Menurut Askiman melalui sambutan Mendikbud dunia pendidikan di Indonesia masih mengalami keterbatasan diberbagai sektor.
“Kita masih dihadapkan pada kompleksitas masalah guru dan tenaga kependidikan, kita juga masih sering menjumpai kasus-kasus yang tidak mencerminkan kemajuan pendidikan, betapapun pemerintah senantiasa responsif dalam memecahkan masalah-masalah tersebut selaras dengan paradigma pendidikan," ungkap Askiman.
Masih banyak sekolah di Sintang rusak
Selasa, 7 Mei 2019 8:26 WIB