Pontianak (ANTARA) - Bupati Sintang, Kalimantan Barat, Jarot Winarno meminta masyarakat Desa Buntut Ponte agar hasil kerajinan anyaman menjadi produk unggulan desa tersebut.
"Kalau di Desa Buntut Ponte potensinya anyaman dari rotan besar kenapa tidak kita kembangkan secara besar-besaran. Nantinya bisa dipasarkan lewat Bumdes, baik berupa topi, tas dan kerajinan anyaman tangan lainnya. Saya lihat potensi di sini sangat bagus," ujar Jarot Winarno saat dihubungi di Sintang, Senin.
Ia menjelaskan bahwa Presiden RI, Joko Widodo selalu mengingatkan tentang produk unggulan desa (Prukades), bangun embung desa, bikin BUMDes, dan bangun sarana olahraga desa (Sorga).
“Nah, kerajinan anyaman ini bisa menjadi produk unggulan desa. Sehingga saya mendorong warga Desa Buntut Ponte untuk mengembangkan kerajinan anyaman tangan untuk dijadikan salah satu produk unggulan desa,” papar dia.
Apalagi kata Jarot bahwa saat dia pergi Jakarta atau daerah lainnya, banyak yang meminta produk hasil kerajinan yang polos tanpa adanya pewarnaan.
"Saat saya pergi ke Jakarta rata-rata mereka minta kerajinan yang tidak pakai warna-warna atau yang polos, itu laku. Kalau kita buka pameran cepat laku," kata Jarot.
Jarot menambahkan bahwa desa harus berkreasi dan berinovasi apalagi dengan adanya dana desa. Sehingga potensi yang ada bisa dikembangkan dengan maksimal.
“Hal itu memang karena tugas di desa dengan dana desa untuk mengembangkan potensi desa. Apa yang potensi harus dikembangkan untuk mendorong kemajuan masyarakat dand desa itu sendiri,” papar dia.
Untuk Kabupaten Sintang sendiri pada tahun 2018, terbagi menjadi 14 kecamatan, 16 kelurahan, dan 361 desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Ambalau dengan luas 29,52 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sintang. Sedangkan luas masing – masing kecamatan lainnya hanya berkisar 1–29 persen dari luas Kabupaten Sintang. Wilayah ini juga berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Jadikan hasil kerajinan anyaman produk unggulan desa di Sintang
Senin, 17 Februari 2020 18:41 WIB