Kotawaringin Timur (ANTARA) - Pengangkutan bahan untuk renovasi jembatan di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), oleh Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), ternyata tidaklah mudah. Karena terkadang pendistribusian material hingga ke lokasi kerja itu harus dilakukan tampa mengunakan alat bantu angkut.
"Material bangunan tidak hanya diangkut menggunakan perahu kelotok (perahu bermesin Dongfeng) menyebrangi Sungai Mentaya yang lebarnya sekitar 1 Kilometer. Namun untuk pendistribusian material itu anggota TNI harus berendam di air sungai kecil, untuk angkut bahan bangunan jembatan tersebut. Hal itu terpaksa dilakukan karena perahu kelotok tidak bisa masuk ke anak sungai" kata Dandim 1015 Sampit Letkol Czi Akhmad Safari, Selasa.
Dijelaskanya, anggota sendiri berbaris memanjang di sungai tersebut, dan secara estafet mengangkut papan yang merupakan bahan untuk penyelesaian jembatan.
"Memang perjuangan anggota Satgas TMMD Kodim 1015/Spt tidaklah mudah. Karena mereka harus membawa menggunakan perahu kelotok dan menyebrangi Sungai Mentaya yang lebarnya hampir 1 Kilometer," katanya.
Bahkan tidak hanya itu, untuk akses masuk ke lokasi pembangunan jembatan sendiri. Pihaknya akan masuk anak sungai kembali. Jika air sungai surut, maka pekerjaan akan bertambah berat. Karena anggota TNI dan masyarakat terpaksa menceburkan diri, dan secara estafet mengangkut barang tersebut.
"Inilah yang menjadi kendala. Namun kami tetap semangat untuk menyelesaikan program membantu rakyat ini," tandasnya.
Kelotok tak bisa masuk, material bangunan terpaksa diangkut melewati anak sungai
Selasa, 13 Oktober 2020 20:08 WIB