Pontianak (ANTARA) - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pontianak Ramses Tobing mengatakan meski pemerintah sudah berusaha maksimal untuk mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan, namun masih banyak masyarakat yang abai dan tidak patuh pada aturan tersebut.
"Di lingkungan tempat tinggal saya saja masih banyak masyarakat yang berkumpul dan tidak menggunakan masker. Saat kumpul-kumpul itu saya tak jarang memberikan masukan dan diskusi dengan masyarakat agar bisa mematuhi prokes, namun masih saja ada yang menganggap COVID-19 ini tidak berbahaya," kata Ramses di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, sudah lebih dari delapan bulan pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Jumlah kasus yang terkonfirmasi positif di Indonesia hingga kini masih terus mengalami angka peningkatan.
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, baik provinsi dan kabupaten/kota untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini, namun, pantauannya di lapangan masih banyak masyarakat yang belum sadar untuk dapat mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Hal ini seringkali terlihat di jalanan, tempat wisata, warung makan, cafe, pasar tradisional hingga perkampungan, masih banyak warga tidak menggunakan masker, berkerumun, duduk berdekatan serta masih abai untuk selalu mencuci tangan setelah beraktivitas.
"Artinya, masyarakat belum sepenuhnya mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai virus COVID-19. Padahal bisa saja orang yang berada di sekitar mereka sudah terjangkit corona tetapi tidak ada gejala atau biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dapat menyebarkan virus kepada mereka," tuturnya.
Hal ini juga disebabkan banyaknya asumsi-asumsi yang terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu, seperti virus corona yang eksistensinya diragukan, anggapan bahwa anak muda lebih kebal daripada orang tua, dan asumsi lainnya.
"Seharusnya masyarakat harus mau bekerja sama untuk bersama-sama menekan laju penyebaran COVID-19 ini dikarenakan tenaga dokter, perawat dan rumah sakit tempat isolasi yang terbatas jika kasusnya terus meningkat," kata Ramses.
Untuk itu, dirinya mengajak kepada semua pihak, khususnya anggota AJI Pontianak agar bisa bersama-sama saling membantu untuk berusaha memutus mata rantai penyebaran virus ini.
"Kita harus sadar untuk terus patuh dan disiplin protokol kesehatan seperti menggunakan masker, physical distancing dan selalu mencuci tangan setelah beraktivitas. Peran serta kita sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi COVID-19 dan sebagai jurnalis, saya mengajak seluruh anggota AJI untuk terus menggencarkan sosialisasi prokes ini," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson mengatakan, masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap prokes karena pola pikir masyarakat yang masih sulit untuk mempercayai COVID-19.
Namun, katanya, masyarakat akan mengubah perilaku, jika masyarakat merasa butuh dan melihat sendiri ada keluarganya yang sakit akibat COVID-19.
"Namun kami tidak bisa menampilkan gambar pasien yang sedang dirawat di rumah sakit yang kesulitan bernafas atau berjuang melawan COVID-19. Jika diperbolehkan menayangkan videonya, tentu ini bisa semakin meyakinkan masyarakat, namun tentu kita tidak boleh melakukan hal itu," katanya.
Terkait hal tersebut, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat adalah dengan mengaktifkan sosialisasi walau masih banyak masyarakat yang tidak mau menerapkannya.
"Untuk itu, sekali lagi kita tidak bosan-bosannya mengimbau masyarakat agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai diri kita dan keluarga kita sudah terkena, baru kita percaya dan menyesal," kata Harisson.
Tingkat kepatuhan masyarakat terapkan protokol kesehatan masih rendah
Jumat, 20 November 2020 16:33 WIB