Pontianak (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provisinsi Kalbar mencatat di awal 2021 harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kalbar mencatat rekor tertinggi dibandingkan dengan setiap penetapan harga sepanjang 2020 lalu terutama untuk umur 10 - 20 tahun karena saat ini harganya sudah mencapai Rp2.109,05 per kilogram.
"Harga TBS kelapa sawit di Kalbar awal 2021 menunjukkan perbaikan harga atau tren naik. Tentu ini menjadi peluang baik bagi pendapatan pekebun dan ekonomi daerah karena komoditas unggulan Kalbar ini ikut berkontribusi besar untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Sabtu.
Ia berharap harga TBS kelapa sawit, karnel dan CPO juga terus stabil dan berada di tren harga tinggi. Sehingga terjadi pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 dari sektor perkebunan yang selama ini telah berperan besar agar terus terjaga.
"Pemerintah terus melakukan pembinaan dan pendamping agar semua berjalan sesuai aturan dan industri sawit tetap memberikan kontribusi besar untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan daerah," kata dia.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kalbar, Indra Rustandi mengaku sangat bersyukur harga TBS sawit kian berpihak.
"Kendati diterpa pandemi harga TBS sawit justru terus mengalami kenaikan secara perlahan. Kondisi ini, membuat kami dari pekebun sawit bersemangat untuk meningkatkan produksi buah meski dalam cuaca yang lebih sering hujan. Harga bagus sehingga petani menjadi lebih semangat walau saat ini musim hujan,” jelasnya.
Ia berharap tren positif ini terus berlanjut, baik dari segi harga maupun penyerapan sawit.
"Asosiasi sangat mendukung kebijakan energi terbarukan B30 yang diyakini akan banyak menyerap sawit lokal. Sehingga sektor perkebunan andalan ini tak terlalu bergantung pada permintaan luar negeri," kata dia.