Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) -
Kasus COVID-19 di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat mengalami peningkatan, bahkan pada minggu kedua April 2021 ini sudah lima orang meninggal dunia akibat COVID-19 di daerah tersebut.
" Pasien yang meninggal karena COVID-19 di minggu kedua April 2021 sebanyak lima orang. Ini menjadi angka tertinggi kematian di Sintang," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Djoen Sintang dr Rosa Trifina MPH, di Sintang Kalimantan Barat, Senin.
Disampaikan Rosa, tren orang yang dirawat bukan karena COVID-19 semakin menurun, tetapi tren orang yang dirawat karena COVID-19 meningkat.
Baca juga: Pasien COVID-19 bertambah drastis di Sintang, dokter mengeluh lelah
Baca juga: Pemkot Pontianak izinkan Pasar Juadah Ramadhan dengan terapkan prokes
Menurut dia, tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 tiga bulan terakhir total 68 orang.
" Yang sekarang kami istirahatkan untuk 14 hari ke depan sebanyak 17 orang tenaga kesehatan, hal inilah yang menyebabkan kami harus menutup Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan menambah personil dari ruangan rawat jalan, tim manajemen kami siap dikerahkan jika memang nanti sangat darurat," ucap Rosa.
Rosa menyebutkan orang yang terkonfirmasi COVID-19 itu rata-rata kasus berat dan kritis, bahkan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi juga meningkat.
" Kami baru saja merekrut 30 orang petugas kesehatan dan langsung bekerja. Solusinya menurut kami adalah sebaiknya rumah sakit lama kembali dibuka untuk merawat pasien COVID-19, meskipun ada kendala juga seperti sumber daya manusia, lokasi rumah sakit yang ada di tengah pemukiman," jelas dia.
Solusi lainnya, kata Rosa, khusus untuk pasien COVID-19 sampai situasi normal, sedangkan pasien non COVID-19 dialihkan ke rumah sakit lainnya atau puskesmas.
" Hanya saja akan bermasalah dalam pasien yang ditanggung BPJS," tambah Rosa.
Baca juga: Kalbar dapat tambahan 52 kasus positif COVID-19 baru
Baca juga: Pemkot Pontianak dukung program padat karya kurangi pengangguran
Ia berharap ada langkah serius dalam menangani persoalan tersebut terutama dalam memperketat pengawasan disiplin protokol kesehatan.
Dokter Spesialis Paru RSUD AM Djoen Sintang dr Handriyani, Sp.P juga menyampaikan kasus yang berat dan kritis semakin meningkat.
" Ada yang kami periksa enam orang, lima orang diantaranya positif COVID-19, Ruang Tembesuk sudah penuh yang memang merawat khusus yang agak parah. Energi tenaga kesehatan lebih terkuras karena memakai hazmat. Tenaga kesehatan di RITN sudah ada yang kami istirahatkan," jelas dr Handriyani.
Ia mengatakan mau sebanyak apa pun kapasitas rumah sakit, tetap akan bertambah pasien COVID-19 kalau perilaku masyarakat tidak berubah.
" Kami juga mengharapkan perketat orang masuk ke Sintang. Kalau perlu yang akan ke Sintang wajib menunjukkan surat bebas COVID-19," pinta Handriyani.
Ia juga dengan tegas minta agar Satuan tugas (Satgas) membubarkan kegiatan yang mengumpulkan massa.
" Tenaga kesehatan kami pun terkonfirmasi karena biasa makan bersama saat jam istirahat," cetus dia.
Bahkan Handriyani, mengatakan COVID-19 tidak akan mudah menular kalau kita menggunakan masker sehingga perlu dilakukan lagi razia masker lebih massive.
"Di pasar banyak penjual yang tidak menggunakan masker. Perketat prokes di rumah ibadah. Belajar masih harus tetap online. Tokoh masyarakat dan pejabat publik harus memberikan contoh dalam penerapan protokol dan pembatasan jam malam juga kami dukung," kata Handriyani.
Baca juga: Sebanyak 43 siswa Sekolah Pertanian Singkawang terkonfirmasi COVID-19
Baca juga: Airlangga ingatkan pengusaha bayar THR
Baca juga: Masjid Agung Singkawang siapkan protkes COVID-19 selama Ramadhan