Pontianak (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kalimatan Barat, Tenny C Soriton menyebutkan, berdasarkan data yang ada di Kalimantan Barat angka kematian ibu melahirkan masih cukup tinggi sekitar 237ribu/1000 dan angka kematian bayi 27ribu/1000 sehingga perlu intervensi program dan mensosialisasikan 4 Terlalu (4 T) guna mencegah stunting.
"Ini menjadi tugas kita bersama untuk mensosialisasikan 4 T (Terlalu muda usai melahirkan di bawah 21 tahun, Terlalu rapat jarak kelahiran yakni kurang dari 5 tahun, Terlalu tua usia untuk melahirkan yakni di atas 35 tahun, dan Terlalu sering melahirkan). Dan melalui sosialisasi 4 T itu juga kita berharap dapat mencegah terjadinya kasus stunting, di Kalbar," kata Tenny C Soriton pada kegiatan Sosialisasi PK2021 bersama Mitra Kerja di Balai pertemuan Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya, Sabtu.
Ia mengatakan, di masa pandemi ini, pelayanan kontrasepsi tetap berjalan dengan aman sesuai protokol Kesehatan COVID-19, hal ini sesuai dengan konsep new normal yang diusung BKKBN secara sederhana.
Menurutnya, salah satu wujud akuntabilitas pelayanan publik, kebersamaan antara BKKBN-DPR RI Komisi IX dalam Sosialisasi Pendataan Keluarga 2021 dan Program Bangga Kencana. Sebagai mitra BKKBN-DPR RI selalu berjalan berdampingan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dijelaskannya, kegiatan sosialisasi PK2021 dan Program Bangga Kencana bersama Mitra sekaligus untuk monitoring dua kegiatan utama yaitu Program Bangga Kencana dan Program Pendataan Keluarga Tahun 2021. "Penting nya data untuk intervensi program," kata Tenny C Soriton.
Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi IX Dapil Kalbar 1, Alifuddin menyoroti soal tingginya angka perkawinan muda di Kalbar.
"Saya sangat prihatin dengan tingginya Angka perkawinan muda di Kalimantan Barat dan ini perlu perhatian serius serta kerja sama semua pihak baik instansi terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para remaja untuk berjalan bersama sama mengatasi permasalahan ini," kata Alifuddin.
Ditambahkannya, berdasarkan data yang ada, di Kalimantan Barat 14,25 persen wanita umur 10-16 tahun sudah menikah (SP2020).
"Dan ini juga salah satu penyumbang angka kematian Ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi dan angka terpapar stunting," ungkap Alifuddin.
PKB Ahli Utama BKKBN, Eli Kusnaedi yang juga hadir mewakili Plt Deputi Adpin BKKBN menyampaikan, kegiatan ini adalah inisiatif Anggota DPR RI Komisi IX merupakan salah satu Mitra Kerja BKKBN yang terkait dengan Pembangunan Keluarga.
"Selain itu DPR juga akan mengawal penganggaran serta melakukan pengawasan seperti yang sekarang ini beliau turut hadir di tengah tengah kita," ucap Eli Kusnaedi.
Diterangkannya, berbicara tentang penduduk, tentu akan bicara tentang kwalitas dan Kwantitas penduduk. Mobilitas penduduk/penggerakan adalah data dan informasi penduduk makanya kita lakukan pendataan keluarga dan administrasi kependudukan.
Menurutnya, penduduk Indonesia termasuk terbesar di dunia dengan jumlah 272 juta jiwa dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2020.
"Pendataan Keluarga akan menginput kemandirian Keluarga, Kebahagiaan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga. Pembangunan Keluarga harus dikedepankan sehingga menjadi keluarga keluarga yang berkualitas," kata Eli.
Eli menyebutkan, agar kualitas penduduk semakin meningkat, ada tiga hal yang saat ini sedang diperjuangkan BKKBN yaitu, Pendampingan Keluarga, Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan Vaksinasi Keluarga.
Terkait vaksinasi Eli Kusnaedi berharap kepada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan para pemuda yang hadir untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.
"Vaksin adalah salah satu ikhtiar kita untuk mencegah terjangkit COVID-19," tutup Eli Kusnaedi.
Kegiatan Sosialisasi bersama Mitra dibuka Sekretaris DP3KB yang mewakili Kepala DP3KB Kabupaten Kubu Raya yang dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Kubu Raya, Camat Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya.
Cegah kematian ibu dan anak serta stunting dengan 4 T
Sabtu, 25 September 2021 21:01 WIB