Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan Indonesia beruntung memiliki angka inflasi rendah saat ini, terutama di tengah COVID-19, sehingga masyarakat tak kekurangan pasokan barang yang diperlukan.
"Kita beruntung memiliki inflasi yang rendah, karena pasokan di dalam negeri yang terjaga," ungkap Margo dalam pelatihan media di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, ia menilai masyarakat di Tanah Air belum pernah merasakan kesulitan mendapatkan barang atau komoditas selama pandemi untuk dikonsumsi, sehingga inflasi menjadi terkendali.
Di negara lain, tingkat inflasi mulai melonjak antara lain di Amerika Serikat hingga Eropa, di mana harga-harga barang dan komoditas melonjak sangat tinggi karena sempat terganggunya produksi barang akibat disrupsi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah diminta waspadai potensi kenaikan harga pangan pada 2022
"Di tingkat produsen beberapa negara, sudah ada pergerakan harga yang tinggi, bahkan keadaan ini ditakutkan akan sampai ke konsumen," ujar Margo.
Kendati demikian, ia berpendapat efek lonjakan inflasi internasional tersebut tetap perlu dipikirkan untuk ke depannya dan dipelajari untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kelangkaan produksi di dalam negeri.
BPS mencatat inflasi Januari hingga Oktober 2021 mencapai 0,9 persen (year to date/ytd), sedangkan inflasi Oktober 2021 dibandingkan dengan Oktober 2020 yakni 1,66 persen (year on year/yoy).
Dalam menentukan inflasi, setidaknya ada 800 komoditas yang dipantau harganya oleh BPS, semakin banyak konsumsi dan semakin tinggi bobot komoditas tersebut, maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap inflasi.
Baca juga: BPS : Inflasi Kota Singkawang pada September sebesar 0,42 persen
Baca juga: Inflasi Kalbar bulan September 2021 sebesar 0,34 persen
Baca juga: Inflasi di Kalbar masih terkendali Agustus 2021 cuma 0,08 persen