Pontianak (ANTARA) - Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat mendampingi keluarga dengan anak berisiko kekerdilan guna menekan angka kasus stunting tersebut di daerah setempat.
"Dengan tingginya angka kekerdilan saat ini kami gencar melakukan penanganan kepada keluarga yang berisiko melalui pendampingan. Tim mendampingi ibu hamil agar diberikan pemahaman pentingnya memberikan gizi pada bayi dan balita," ujar pimpinan Sub Koordinator Penyuluhan dan Pergerakan Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang Ria Wati dihubungi di Bengkayang, Senin.
Baca juga: Seribu mitra jadi bapak asuh untuk mempercepat penurunan stunting di Kalbar
Baca juga: Sempena Harganas, BKKBN bantu keluarga stunting
Ia menyebutkan angka kekerdilan di Bengkayang saat ini mencapai 27,89 persen. Angka tersebut tersebut melampaui angka stunting nasional, 21,01 persen.
"Untuk itulah hadir aksi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bengkayang yaitu dengan melakukan pendampingan keluarga risiko stunting di tiap-tiap daerah," jelas dia.
Ia menambahkan berbagai pihak juga akan turut membantu dalam proses penanganan tersebut, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, serta melakukan sosialisasi kegiatan dengan melibatkan seluruh camat, kepala desa, ketua PKK desa se-Kabupaten Bengkayang.
Baca juga: AIMI Kalimantan Barat bersama kader Posyandu gencarkan sosialisasi PMBA
Baca juga: Satgas Percepatan Penurunan Stunting gelar konsolidasi dan koordinasi
Baca juga: Hilangkan ego sektoral untuk percepatan penanganan stunting
"Tim TPPS itulah nantinya akan bertugas melakukan pendampingan pada keluarga yang berisiko stunting. Kami berharap kegiatan penurunan stunting tersebut juga mendapatkan dukungan semua para pihak untuk mendorong masyarakat mengunjungi pusat pos pelayanan terpadu, agar memperoleh pendampingan pada dari petugas TPPS," jelas dia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang dalam setahun terakhir telah membentuk tim pendampingan keluarga dengan jumlah 663 orang, yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting.
Baca juga: Bantu cegah stunting, Mahasiswa perlu lakukan identifikasi masalah di desa
Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi di Kalimantan Barat cegah stunting
Baca juga: Bidan Sintang cek kesehatan balita gratis cegah generasi stunting