Kapuas Hulu (ANTARA) - Bupati Kapuas Hulu Kalimantan Barat Fransiskus Diaan mengatakan perkebunan kelapa sawit di Kapuas Hulu memiliki potensi yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kapuas Hulu memiliki potensi kelapa sawit cukup besar di Kalbar, jadi perlu dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.
Baca juga: Harga tandan buah segar kelapa sawit tertinggi Rp1.782, 22/kg
Baca juga: Pabrik kelapa sawit anggota GAPKI tetap beli TBS milik mitraya
Disampaikan Fransiskus, saat ini jumlah produksi sawit seperti Tandan Buah Sawit (TBS) sebanyak 627,4 ton, Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 150 ton dan Palm Kernel (PK) sebanyak 36,3 ton.
Menurutnya, dengan jumlah produksi tersebut merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Kapuas Hulu.
Baca juga: Apkasindo: Harga TBS anjlok dan belum ada pengapalan ekspor CPO
Baca juga: Pemkab diminta tagih CSR perusahaan perkebunan kelapa sawit
Dia menjelaskan pengembangan potensi kelapa sawit bisa dilakukan melalui Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Fransiskus juga mengatakan bahwa dirinya sudah bergabung dalam Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) masa bhakti 2022 -2027 dengan jabatan Kepala bidang tata ruang dan lingkungan hidup yang resmi dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian pada Sabtu (16/7) di Jakarta, belum lama ini.
Baca juga: Sekadau dorong komitmen pabrik kelapa sawit ikuti aturan
Baca juga: Kalbar buat Tim Rencana Aksi Provinsi Kelapa Sawit Berkelanjutan
Dia yakin melalui AKPSI itu bisa saling memberi masukan dan memberikan ide-ide dalam mengembangkan potensi sawit di Indonesia termasuk di Kabupaten Kapuas Hulu, agar komoditi ini bisa menjadi komoditi unggulan Indonesia.
"Dengan begitu juga berdampak pada kesejahteraan para pekebun sawit dan masyarakat," ucap Fransiskus.
Baca juga: BPK temukan masalah pengelolaan dana peremajaan perkebunan kelapa sawit
Baca juga: Pemerintah optimalkan limbah sawit sumber energi listrik alternatif
Lebih lanjut, dia mejelaskan terkait merosotnya harga sawit mejadi topik utama yang diperjuangkan oleh AKPSI, hal tersebut terbukti dilakukan AKPSI pada Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Perkebunan Sawit se-Indonesia oleh AKPSI dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) serta Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merekomendasikan 13 poin.
Disampaikannya, pada 13 poin rekomendasi AKPSI yang utama adalah meminta kepada pemerintah pusat untuk segera melakukan normalisasi harga TBS sawit paling lambat dua minggu ke depan melalui perbaikan tata kelola ekspor CPO dengan memperhatikan kepentingan pekebun, perusahaan dan pemerintah.
Baca juga: Pemprov Kalbar minta evaluasi pabrik pengolahan kelapa sawit
Baca juga: 2022 Konsumsi sawit diperkirakan meningkat
"AKPSI begitu serius mendorong pertumbuhan ekonomi melalui potensi kelapa sawit, tentu itu sangat berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," kata Fransiskus.
Dia pun sangat memahami saat ini harga TBS yang sangat rendah seperti di Kapuas Hulu ini harganya berkisaran Rp1.200 hingga Rp1.700 perkilonya.
"Melalui AKPSI kita dorong harga sawit bisa stabil," katanya.
Baca juga: Perusahaan kelapa sawit bantu sembako untuk korban banjir di Danau Sentarum
Baca juga: Harga TBS kelapa sawit wilayah Kotabaru naik jadi Rp2.560/kg