Pontianak (ANTARA) - General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pengaturan Beban (UIP3B) Kalimantan, Abdul Salam Nganro menyatakan interkoneksi kelistrikan di Kalimantan menjadi sebuah solusi untuk memperkuat pasokan listrik dan meningkatkan efisiensi sektor kelistrikan.
"Sejauh ini Kalbar (Kalimantan Barat) merupakan satu-satunya provinsi yang belum interkoneksi jaringannya dengan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan. Untuk itu, bagaimana secepatnya Kalbar atau Kalimantan pada umumnya sudah interkoneksi untuk memperkuat pasokan dan efisiensi," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa interkoneksi Kalimantan ditargetkan rampung pada 2024-2025. Dengan rampungnya interkoneksi kelistrikan tersebut maka dari Kalbar hingga Kalimantan Timur termasuk Kalimantan Utara menjadi satu sistem yang bisa saling menguatkan.
"Kalau satu sistem sumber listrik bisa dipasok dari mana saja dan tentu bisa membuat lebih efisien karena akan dipilih dari sumber energi lebih murah termasuk dari pembangkit energi baru terbarukan," papar Abdul Salam.
Untuk di Kalbar sendiri, lanjutnya, terdapat dua sistem yakni Khatulistiwa dan Ketapang. Sistem Khatulistiwa menghubungkan banyak kabupaten dan Sistem Ketapang masih terbatas.
"Untuk interkoneksi nanti, semua dihubungkan termasuk dari sistem Khatulistiwa maupun Ketapang. Untuk saat ini interkoneksi menghubungkan sistem Khatulistiwa ke ketapang dan dari Ketapang ke Kalteng," ucap dia.
Terkait perizinan dalam memasang tapak menara jaringan, pihaknya sangat didukung oleh pihak terkait. Hal itu karena memang untuk interkoneksi merupakan program pemerintah pusat untuk menerangi di setiap wilayah.
"Untuk kawasan hutan dan lainnya yang kita lalui tentu kita ikuti prosedur yang ada. Itu tidak terlepas dukungan dari pihak terkait mulai KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) maupun Kementerian ATR/BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional)," ucap Abdul Salam.
Interkoneksi Kalimantan solusi perkuat pasokan listrik
Sabtu, 10 Desember 2022 18:43 WIB