Pontianak (ANTARA) - Akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak, Muhammad Fahmi, SE.MM.Ak menilai dalam kondisi saat ini berkolaborasi menjadi kunci majukan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalbar.
"Hal yang tidak kalah penting harus dilakukan UMKM agar naik kelas dan berkembang yakni diperlukan adanya kolaborasi antara pengusaha menengah atas dengan para pelaku UMKM ini," ujarnya di Pontianak, Minggu.
Ia mencontoh kolaborasi seperti di gerai yang pengusaha menengah atas punya, ada satu tempat khusus UMKM. Sehingga nantinya UMKM tersebut belajar dan praktek.
"Jadi, jika mau naik ke tempat yang bagus, maka kita perlihatkan dulu produk mereka yang berdampingan dengan produk yang sudah layak pasar. Dari situ lah mereka akan tertarik untuk menjadi lebih baik lagi," katanya.
Ia menambahkan selain berkolaborasi pelaku UMKM perlu koorporatisasi. Koorporatisasi artinya para pelaku usaha ini harus diberikan sebuah wadah bersama, misalnya koperasi baru ataupun koperasi yang telah direvitalisasi kembali. Sehingga mereka bergabung untuk komunitas dan entitas yang sama.
Lalu, dari sisi peningkatan kapabilitas, inovasi dan digitalisasi, dia mengatakan ini merupakan sebuah hal penting yang tidak boleh diabaikan para pelaku UMKM, khususnya dalam membentuk inovasi dan menciptakan individu yang mempunyai keterampilan digitalisasi dalam menjual ataupun menggerakkan produk atau jasa yang dimiliki.
Sementara itu, Fahmi juga menyebutkan tiga tantangan yang dihadapi UMKM saat ini, terutama setelah pandemi COVID-19 usai.
"Tentu tantangan yang dihadapi UMKM saat ini adalah mereka dituntut harus adaptif terhadap perubahan, tata kelola manajemen keuangan, kualitas produk, dan sumber daya manusia," kata dia.
Menurut dia, UMKM harus adaptif dengan digitalisasi yang telah merubah pasar dari sistem luring ke sistem daring.
"Kalau secara pribadi tidak mampu, apalagi sebagian besar pelaku UMKM ini adalah ibu-ibu berumur di atas 40 tahun yang sudah pasti sulit mengadopsi sistem digitalisasi, berilah kesempatan kepada anak muda untuk berkarya dan mempromosikan produk mereka," ujarnya.
Lanjutnya, UMKM harus berani menata manajemen keuangan, kualitas produk, dan sumber daya manusia dalam usahanya secara lebih lanjut.
"Mereka harus berani menata manajemen usaha mereka seperti menata laporan keuangan. Karena ketika mereka memiliki catatan laporan keuangan yang baik, maka akan mudah untuk meningkatkan kemampuan mereka dari sisi keuangan dengan mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga seperti bank atau non-bank," tuturnya.
Selain itu, dirinya mengatakan pelaku UMKM juga harus berani menata dan merapikan manajemen kualitas dari jasa atau produk yang dihasilkan, termasuk pemilihan bahan baku sampai ke kontrol kualitas hasil akhir dari produk-produk mereka. Tidak lupa manajemen sumber daya manusia yg harus ditingkatkan terus dengan mengikuti pelatihan yang diadakan.