Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), terus berkomitmen melestarikan kain Tenun Lunggi yang menjadi kebanggaan daerah dan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.
"Kain Tenun Lunggi adalah aset daerah dan dapat mendukung pariwisata daerah . Kain Tenun Lunggi juga sudah ditetapkan awal 2023 lalu sebagai budaya tak benda," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Minggu.
Ia menambahkan bahwa UNESCO sudah memberikan apresiasi bahwa kain tenun Sambas merupakan kain yang memiliki usia tua. Kain ini juga telah dikenal oleh seantero dunia.
"Kain tenun Sambas cukup tua usianya dan tidak ditemukan di daerah lain. Tentu potensi budaya, aset budaya tak benda ini harus terus kita rawat dan kita lestarikan. Sehingga anak cucu kita nanti tahu bahwa Sambas ini punya aset yang luar biasa seluruh antero dunia mengetahui," jelasnya.
Ia menjelaskan satu di antara bentuk perwujudan upaya pelestarian kain tenun Sambas yakni dihadirkan Karnaval Tenun Sambas 2023.
Menurutnya, karnaval yang sukses digelar, selain bentuk pelestarian juga menjadi rangkaian kemeriahan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sambas ke-392 dan pemindahan ibu Kota Sambas ke-24 tahun dari Singkawang ke Sambas.
"Alhamdulillah Karnaval Tenun Sambas sukses digelar dan diikuti peserta se-Kalimantan Barat yang berjumlah 20 peserta," papar dia.
Ia menjelaskan Pemkab Sambas sendiri mengagendakan sejumlah rangkaian kegiatan untuk memeriahkan HUT tersebut, mulai dari 7 Juli 2023 hingga Agustus 2023 mendatang.
"Kita banyak sekali menyiapkan agenda-agenda strategis mulai dari pagelaran seni, budaya, pertunjukan, bahkan kegiatan ekonomi kerakyatan, mulai 7 Juli 2023 sampai dengan Agustus 2023," katanya.