Jakarta (ANTARA) - Pakar dermatologi dr Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven.,FINSDV, FAADV mengingatkan mereka yang mengalami kelainan kulit namun diduga bukan alergi atau inflamasi biasa seperti dermatitis, harus dicurigai itu cacar monyet atau Mpox.
"Rasanya yang menjadi penting, kalau sudah kelainan kulit yang diduga bukan alergi, juga suatu kelainan seperti inflamasi biasa, bukan dermatitis, kita harus curiga ini infeksi Mpox," kata dia dalam webinar, Selasa.
Hanny mengatakan secara teori masa inkubasi virus penyebab cacar monyet yakni Monkeypox (MPXV) bisa berlangsung antara 6 -21 hari, dengan gambaran manifestasi klinis pasien yakni gejala kelainan kulit diikuti demam pada tiga hari berikutnya.
Kelainan kulit ini berupa lesi kulit atau ruam yang bisa berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
Lesi ini bisa juga berada ditemukan di area genital, rongga mulut termasuk tonsil atau bagian dalam mulut. Oleh karena itu, saat pasien terkonfirmasi positif Mpox melakukan komunikasi sangat dekat dengan waktu yang relatif sangat lama dengan orang lain, maka droplet bisa menularkan. Oleh karena itu, pasien masih dianjurkan menggunakan masker.
"Penularan melalui droplet dimulai dari ruam di tangan, kemudian meluas ke area lain. Tidak ada data kalau penularannya melalui droplet lalu bagian mana dari regio badan yang terkena terlebih dulu. Pola ini belum kami dapatkan," jelas dia.
Namun, sambung dia, tidak semua lesi kulit merupakan gejala Mpox sehingga tenaga kesehatan harus berhati-hati.
"Yang penting mengidentifikasi dulu lesinya seperti apa dan tidak semua diikuti demam, jadi pada orang-orang yang imunokompromais seperti autoimun, juga melakukan kontak seksual dengan sesama jenis itu harus mendapat perhatian khusus," jelas Hanny.
Berbicara lebih lanjut tentang penularan, lebih dari 90 persen cacar monyet menular melalui kontak erat dan terutama kontak seksual sehingga menghindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox merupakan suatu hal yang diutamakan, demikian kata dia.