Sebagai upaya menyelamatkan generasi muda dan memerangi narkoba di wilayahnya, Komisi Kerawam dan Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda membantu membidani pembentukan satuan tugas (Satgas) pemuda desa antinarkoba lintas agama di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Ketua Komisi Kerawam dan Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda, Pastor Dius, dalam perayaan 100 tahun Karya Kesehatan Keuskupan Agung Samarinda di Paser, Sabtu, mengatakan inisiatif ini muncul setelah melakukan survei di beberapa desa di Kecamatan Long Ikis, termasuk Desa Bukit Seloka, yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami menemukan bahwa di sini ada situasi gawat darurat narkoba. Daerah sekitar seperti Kecamatan Long Ikis, Long Kal sangat rentan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh narkoba maka kami mengundang anak muda lintas agama yang ingin berperan aktif dalam memberantas narkoba di wilayahnya," ujar Pastor Dius.
Menurut dia, ada sekitar 15-20 desa yang bisa bergabung dalam Satgas pemuda desa antinarkoba lintas agama ini, dengan tujuan untuk membangun semangat, mental, dan spiritual mereka, agar bisa melawan pengguna dan pengedar narkoba.
"Kami juga melaksanakan bakti sosial yang holistik, yang tidak hanya menyangkut kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan psikologis," ujarnya.
Selain itu, Pastor Dius juga mengatakan dalam kegiatan ini mereka juga melanjutkan dengan pelatihan ekonomi kreatif, seperti hidroponik, tenun, membingkis, dan mengubah barang tidak terpakai menjadi barang berguna dan bernilai.
"Kami ingin memberikan alternatif yang positif bagi anak muda agar mereka tidak tergoda oleh narkoba. Kami juga ingin meningkatkan kesejahteraan mereka dengan memberikan keterampilan yang bisa mereka manfaatkan untuk mencari penghasilan," ujarnya.
Pastor Dius menambahkan kegiatan ini sangat terbuka bagi semua agama, dan dia mengaku sudah banyak teman-teman lintas agama yang bergabung dalam satgas ini, baik Islam, Kristen, maupun Katolik.
"Kami sangat menghargai kerukunan dan toleransi antar umat beragama di sini. Kami berharap dengan adanya satgas ini, kita bisa bersama-sama menjaga generasi muda dari bahaya narkoba, dan juga meningkatkan ekonomi kreatif di desa-desa," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bukit Seloka, Narto mengapresiasi kegiatan yang didukung oleh Keuskupan Agung Samarinda dan dia berharap dengan adanya satgas ini, Desa Bukit Seloka bisa bebas dari narkoba dan bermanfaat bagi pemuda-pemuda di sana.
"Kami juga berharap anak-anak muda yang sudah dibentuk menjadi satgas ini bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda yang lainnya, terkait dengan kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai generasi penerus," ucap Narto.
Ia juga mengatakan bahwa satgas ini melibatkan pemuda-pemuda lintas agama, bukan hanya Katolik. Ia berharap ini bisa menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan dan kerjasama antar pemuda-pemuda di desa.
Ketua Panitia Tim Perayaan 100 tahun Karya Kesehatan Keuskupan Agung Samarinda, Gregorius Tekwan mengatakan kegiatan ini diikuti oleh berbagai desa di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara.
"Sasaran kegiatan ini adalah untuk memberantas narkoba dan mengedepankan ekonomi kreatif di desa-desa. Kami juga sudah berkoordinasi dengan camat dan perangkat desa untuk membuat komitmen dalam memberantas narkoba dan meningkatkan ekonomi kreatif," kata Gregorius.
Menurut dia, kegiatan ini akan berlanjut dan akan membentuk forum lintas agama yang bisa mendampingi pemuda-pemuda dari bebas narkoba dan meningkatkan ekonomi kreatif. Rencana enam bulan ke depan melanjutkan kolaborasi dengan lintas agama dan pihak lain.
"Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk membangun kesehatan yang holistik bagi masyarakat. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini," ujarnya.
Ketua Komisi Kerawam dan Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda, Pastor Dius, dalam perayaan 100 tahun Karya Kesehatan Keuskupan Agung Samarinda di Paser, Sabtu, mengatakan inisiatif ini muncul setelah melakukan survei di beberapa desa di Kecamatan Long Ikis, termasuk Desa Bukit Seloka, yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami menemukan bahwa di sini ada situasi gawat darurat narkoba. Daerah sekitar seperti Kecamatan Long Ikis, Long Kal sangat rentan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh narkoba maka kami mengundang anak muda lintas agama yang ingin berperan aktif dalam memberantas narkoba di wilayahnya," ujar Pastor Dius.
Menurut dia, ada sekitar 15-20 desa yang bisa bergabung dalam Satgas pemuda desa antinarkoba lintas agama ini, dengan tujuan untuk membangun semangat, mental, dan spiritual mereka, agar bisa melawan pengguna dan pengedar narkoba.
"Kami juga melaksanakan bakti sosial yang holistik, yang tidak hanya menyangkut kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan psikologis," ujarnya.
Selain itu, Pastor Dius juga mengatakan dalam kegiatan ini mereka juga melanjutkan dengan pelatihan ekonomi kreatif, seperti hidroponik, tenun, membingkis, dan mengubah barang tidak terpakai menjadi barang berguna dan bernilai.
"Kami ingin memberikan alternatif yang positif bagi anak muda agar mereka tidak tergoda oleh narkoba. Kami juga ingin meningkatkan kesejahteraan mereka dengan memberikan keterampilan yang bisa mereka manfaatkan untuk mencari penghasilan," ujarnya.
Pastor Dius menambahkan kegiatan ini sangat terbuka bagi semua agama, dan dia mengaku sudah banyak teman-teman lintas agama yang bergabung dalam satgas ini, baik Islam, Kristen, maupun Katolik.
"Kami sangat menghargai kerukunan dan toleransi antar umat beragama di sini. Kami berharap dengan adanya satgas ini, kita bisa bersama-sama menjaga generasi muda dari bahaya narkoba, dan juga meningkatkan ekonomi kreatif di desa-desa," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bukit Seloka, Narto mengapresiasi kegiatan yang didukung oleh Keuskupan Agung Samarinda dan dia berharap dengan adanya satgas ini, Desa Bukit Seloka bisa bebas dari narkoba dan bermanfaat bagi pemuda-pemuda di sana.
"Kami juga berharap anak-anak muda yang sudah dibentuk menjadi satgas ini bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda yang lainnya, terkait dengan kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai generasi penerus," ucap Narto.
Ia juga mengatakan bahwa satgas ini melibatkan pemuda-pemuda lintas agama, bukan hanya Katolik. Ia berharap ini bisa menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan dan kerjasama antar pemuda-pemuda di desa.
Ketua Panitia Tim Perayaan 100 tahun Karya Kesehatan Keuskupan Agung Samarinda, Gregorius Tekwan mengatakan kegiatan ini diikuti oleh berbagai desa di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara.
"Sasaran kegiatan ini adalah untuk memberantas narkoba dan mengedepankan ekonomi kreatif di desa-desa. Kami juga sudah berkoordinasi dengan camat dan perangkat desa untuk membuat komitmen dalam memberantas narkoba dan meningkatkan ekonomi kreatif," kata Gregorius.
Menurut dia, kegiatan ini akan berlanjut dan akan membentuk forum lintas agama yang bisa mendampingi pemuda-pemuda dari bebas narkoba dan meningkatkan ekonomi kreatif. Rencana enam bulan ke depan melanjutkan kolaborasi dengan lintas agama dan pihak lain.
"Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk membangun kesehatan yang holistik bagi masyarakat. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini," ujarnya.