Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat berupaya mengentaskan stunting dengan visitasi di dua desa di Kecamatan Terentang dengan tujuan mengetahui faktor penting yang memengaruhi terjadinya stunting.
"Kegiatan ini dilakukan untuk dapat melihat variabel maupun faktor yang mempengaruhi terjadi stunting, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, dan anak di bawah dua tahun di wilayah tersebut," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kubu Raya, Dyah Tut Wuri Handayani di Sungai Raya, Sabtu.
Dyah menuturkan visitasi dilakukan pada dua desa di Kecamatan Terentang, yaitu Desa Teluk Empening dan Desa Terentang Hilir dan selama visitasi dilakukan, pihaknya melihat jika rumah warga sudah tersedia toilet.
"Artinya sanitasi lingkungan sudah lebih bagus, namun untuk air bersih warga masih menggunakan air hujan," tuturnya.
Untuk itu ia menginginkan pada masa yang akan datang, masyarakat sudah dapat menggunakan instalasi air bersih desa dan pihaknya juga menemukan jika terdapat pola asuh di dua keluarga yang memberikan makan balitanya dua kali sehari, sehingga untuk temuan ini pihaknya akan melakukan pendampingan.
Selama visitasi berlangsung ia menilai faktor yang berpeluang tinggi menimbulkan terjadinya stunting di dua desa tersebut ialah faktor pola asuh.
"Ibu dalam pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan, itu memang harus kita dorong terus," ucapnya.
Ia menjelaskan jika pola asuh 1000 hari kehidupan pertama dari sisi pertumbuhan, bagaimana memberikan makan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, yaitu pola makan isi piringku yang sesuai dengan umur, kemudian sisi perkembangan, bagaimana menstimulus perkembangan motorik perkembangan mental, kecerdasan yang harus terus didorong, dan melatih kemampuan sesuai dengan umurnya.
Dia menambahkan jika pihak yang terlibat dalam visitasi ini ialah Dinas Kesehatan, Pemerintahan Desa Puskesmas, Babinsa, Babinkamtibmas, Bappedalitbang, Dinas Sosial BAZNAS juga ikut dalam visitasi AKS tersebut.
"Untuk tindak lanjut dari hasil ini akan dibahas bersama dengan tim ahli seperti dokter spesialis kebidanan kandungan, dokter spesialis anak, ahli gizi dan psikolog," ujarnya.