Pontianak (ANTARA) - Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat Syarif Faisal Indahmawan Alkadri mengatakan pihaknya telah melatih 50 orang guru Bimbingan Konseling di tingkat SMA/SMK/SLB, untuk mengimplementasikan pendidikan Inklusif di sekolah masing-masing.
"Kami dari Disdikbud Kalbar telah melatih 50 guru Bimbingan dan Konseling -BK- di tingkat SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa -SLB- untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif. Meski begitu, standar resmi atau sosialisasi mendalam dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun pemerintah pusat masih kurang," kata Syarif Faisal di Pontianak, Minggu.
Dia berharap Dewan Pendidikan Kalbar, serta para pendidik di kabupaten dan kota tidak hanya di jenjang SMA tetapi juga di SD dan pendidikan kesetaraan dapat memahami bahwa pendidikan harus bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Bukan hanya anak-anak dengan prestasi akademik, olahraga, atau kemampuan finansial, tapi semua anak di Kalimantan Barat harus memiliki kesempatan yang sama untuk bersekolah di sekolah yang mereka inginkan. Ini point penting yang harus kita jalankan dari pendidikan inklusif tersebut," katanya
Pemprov Kalbar juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan narasumber lainnya dalam melaksanakan pendidikan inklusif.
"Guru-guru di sekolah-sekolah tersebut harus memiliki pemahaman yang utuh tentang pendidikan inklusi, terutama dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Ini adalah langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan penanganan dan pendidikan yang layak," katanya.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman yang komprehensif tentang pendidikan inklusif di Kalimantan Barat, sehingga setiap anak dapat menerima pendidikan yang adil dan merata.