Tunisia (ANTARA) - Sebuah hasil exit poll menunjukkan Presiden petahana Tunisia, Kais Saied, memenangi masa jabatan kedua dalam pemilihan umum yang diadakan pada Minggu (6/10), dengan perolehan suara sebanyak 89,2 persen.
“Perkiraan sementara hasil pemilu menunjukkan kemenangan Kais Saied dengan 89,2 persen, dari total 2.194.150 suara,” kata Hassan Zargouni, direktur perusahaan survei Sigma Conseil, dalam wawancara di televisi publik Tunisia.
Otoritas pemilihan umum mengumumkan daftar akhir calon pada 2 September, yang mencakup tiga pesaing: Presiden petahana Kais Saied, calon dari partai oposisi Ayachi Zammel, sekjen gerakan Azimoun, dan Zouhair Maghzaoui, sekjen Gerakan Rakyat – pendukung Saied.
Zargouni menambahkan bahwa Zammel memperoleh 6,9 persen dengan 169.727 suara, sementara Maghzaoui mendapatkan 3,9 persen dengan 95.933 suara.
Sebelumnya pada Minggu, Otoritas Tinggi Independen untuk Pemilihan di Tunisia mengumumkan bahwa perkiraan partisipasi pemilih dalam pemilihan tersebut mencapai 27,7 persen pada saat tempat pemungutan suara ditutup pukul 6 sore waktu setempat (1700 GMT).
Farouk Bouaskar, presiden otoritas tersebut, mengatakan dalam konferensi pers di Tunis bahwa "proses pemilihan berjalan lancar, dan mereka tidak mencatat adanya insiden yang mengganggu pada hari pemilihan ini, dengan partisipasi yang baik dari masyarakat Tunisia di tempat pemungutan suara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri."
"Sebanyak 2.704.155 pemilih berpartisipasi dalam proses pemungutan suara hari ini, sehingga menghasilkan perkiraan partisipasi sebesar 27,7 persen," tambahnya.
Bouaskar mengatakan bahwa angka resmi dan final partisipasi pemilih akan diumumkan bersamaan dengan hasil pemilihan sementara pada Senin (7/10) malam.
Pada Minggu pagi, proses pemungutan suara dimulai di Tunisia untuk memilih presiden dengan masa jabatan lima tahun, sementara pemungutan suara di luar negeri dimulai pada Jumat (4/10) di 59 negara.
Pemilihan umum di Tunisia berlangsung di tengah ketegangan politik, tantangan ekonomi, dan pemilih yang terpolarisasi.
Sumber: Anadolu