Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyebut berbagai upaya penyelamatan untuk memberikan bantuan bagi para korban gempa di Wilayah Otonomi Xizang atau Tibet hingga saat ini berjalan lancar.
"Tanggap bencana dan upaya pertolongan pada umumnya berjalan lancar. Kami yakin dapat memenangkan persoalan berat tanggap gempa ini serta mengembalikan pekerjaan dan kehidupan normal di daerah yang terkena dampak sesegera mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (13/1).
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang mengguncang Wilayah Otonomi Tibet selatan, China pada Selasa (7/1) pagi itu dilaporkan adalah sebanyak 126 jiwa sedangkan 188 lainnya terluka dan 3.600 rumah juga rusak.
Tim penyelamat menghadapi tantangan yaitu kondisi suhu yang membeku ditambah pusat gempa berada di lembah Himalaya yang terisolasi dan sulit diakses. Sekitar 6.900 orang diperkirakan tinggal di 27 desa dalam radius 20 km dari pusat gempa.
Gempa bumi mengguncang daerah Tingri, Distrik Shigatse, di Daerah Otonomi Xizang, nama lokal untuk Tibet, pada pukul 9.05 pagi waktu setempat (atau 08.05 WIB) pada kedalaman 10 kilometer.
"Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China mengadakan pertemuan untuk membahas dan memutuskan langkah selanjutnya untuk pekerjaan bantuan," ungkap Guo Jiakun.
Sejak gempa bumi melanda, ungkap Guo Jiakun, Presiden Xi Jinping memerintahkan anggota Partai Komunis China, pejabat, dan masyarakat berjuang bersama-sama melawan bencana.
"Tim penyelamat menerjang dingin yang menusuk dan kadar oksigen rendah di dataran tinggi dan berpacu dengan waktu untuk menemukan dan menyelamatkan mereka yang terjebak guna meminimalkan korban jiwa," tambah Guo Jiakun.
China disebut juga menerima banyak simpati dan dukungan dari 22 pemimpin negara yaitu Rusia, Pakistan, Nepal, Kirgistan, Kazakhstan, Tajikistan, Vietnam, Malaysia, Maladewa, Jepang, Kuba, Venezuela, Serbia, Belarus, Spanyol, Italia, Azerbaijan, Georgia, Oman, Grenada, El Salvador dan Uzbekistan.
Simpati juga datang dari kementerian luar negeri berbagai negara seperti India, Brasil, Mesir, Uni Emirat Arab, Turki, Bahrain, dan Iran.
Video dan gambar dari Tibet menunjukkan rumah-rumah yang rusak akibat gempa sementara petugas penyelamat sedang mencari orang-orang yang terjebak.
Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan upaya penyelamatan yang "menyeluruh" dalam rangka mencari dan menyelamatkan orang-orang yang terjebak. Gempa bumi juga terasa di Nepal, Bhutan dan India tanpa adanya laporan kerusakan.
Upaya penyelamatan besar-besaran oleh layanan darurat dan militer China telah menyelamatkan lebih dari 400 orang yang terjebak reruntuhan. Lebih dari 30.000 penduduk telah direlokasi sementara tim penyelamat terus mencari korban selamat.
Departemen Organisasi Komite Sentral Partai Komunis China juga telah mengalokasikan dana sebesar 50 juta yuan (sekitar 6,8 juta dolar AS atau sekitar Rp109,8 miliar) untuk pemulihan daerah-daerah yang terdampak di Wilayah Otonomi Tibet.
Lebih dari 1.200 gempa susulan tercatat oleh ahli seismologi China setelah gempa mengguncang wilayah barat daya negara tersebut.