Bengkayang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalbar menargetkan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar delapan persen dalam lima tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis dalam rapat koordinasi tim percepatan pertumbuhan ekonomi daerah di Bengkayang, Kamis.
Darwis menyampaikan, pembentukan tim percepatan pertumbuhan ekonomi daerah merupakan mandat dari Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 000.4.6/3764/SJ tertanggal 11 Juli 2025.
"Tim ini diharapkan menjadi motor penggerak agar program percepatan ekonomi berjalan sesuai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029," ujarnya.
Bupati menjelaskan, tujuan utama pembentukan tim ini adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah agar bisa mencapai delapan persen.
Bupati menegaskan, regulasi dan dukungan politik juga harus berjalan beriringan, terutama dalam hal investasi. Dia minta agar DPRD ikut masuk dalam tim. Pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri sendiri, harus ada regulasi yang mendukung investasi, baik di sektor pertanian, industri, maupun pariwisata.
"Kita sudah mulai mengontrol sembilan langkah konkret percepatan ekonomi, mulai dari realisasi APBD, pengendalian harga bahan pokok, sampai peningkatan produktivitas pertanian, perikanan, dan pariwisata,” kata Darwis.
Menurutnya, Bengkayang memiliki modal besar untuk mewujudkan target tersebut. Dengan wilayah seluas 5.396 kilometer persegi, potensi ekonomi tersebar di sektor pertanian, pariwisata, dan industri.
“Sekitar 70 persen masyarakat kita bekerja di sektor pertanian. Produk pertanian kita bahkan sudah masuk pasar ekspor. Selain itu, kita punya lebih dari 150 potensi pariwisata, mulai dari pegunungan, riam, pantai hingga pulau,” ujar Darwis.
Dalam strategi percepatan ekonomi, pemerintah juga menyiapkan pembangunan tiga klaster industri utama, yakni Kawasan Industri Sungai Raya, Kawasan Industri Ledo, dan Kawasan Industri Perbatasan.
Hilirisasi ekonomi diharapkan tumbuh dari ketiga kawasan tersebut untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal.
Bupati juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur. Perbaikan jalan dari Bengkayang menuju Singkawang dan akses ke Kecamatan Suti Semarang menjadi prioritas, termasuk penanganan jalur perbatasan yang rawan menjadi akses ekspor-impor ilegal.
“Ada 20 jalur tikus dan tiga jalur utama di perbatasan yang berpotensi dimanfaatkan untuk ekspor-impor ilegal. Hal ini perlu dikendalikan agar tidak mengganggu neraca perdagangan,” ujarnya.
Dengan dukungan lintas sektor, Bupati Darwis optimistis target pertumbuhan ekonomi delapan persen dapat tercapai.
“Pertumbuhan ekonomi harus benar-benar dirasakan masyarakat. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan hilirisasi industri lokal, saya yakin Bengkayang mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Barat,” ujarnya.
