Belasan pria berbaju loreng terlihat mengangkut sejumlah kotak sambil
melewati sebuah jembatan yang menyeberangi Sungai Merau di Dusun Merau,
Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, akhir Maret lalu.
Mereka bukan bagian dari mobilisasi pasukan menuju wilayah yang
berbatasan dengan Sarawak, Malaysia Timur itu. Melainkan tengah
menjalankan sebagian tugas yang diemban dalam kegiatan besar bertema
"Bhakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indonesia Sejahtera".
Bhakti negeri merupakan gerakan di sepanjang perbatasan darat
Indonesia - Malaysia di wilayah Kalimantan Barat. Tujuannya,
pemberdayaan wilayah perbatasan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas pendidikan bagi masyarakat setempat.
Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Batalyon
Infantri 123 Rajawali menjadi penggerak utama, didukung sejumlah pihak
diantaranya Solidaritas Istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB),
jajaran Kodam XII Tanjungpura, BKKBN, Universitas Tanjungpura, RRI,
TVRI, Kantor Berita Antara serta pemerintah daerah di lima kabupaten
perbatasan.
Para prajurit yang menyeberangi Sungai Merau itu tengah mengangkut
kebutuhan untuk pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis bagi warga
setempat. Aktivitas itu yang rutin dilakukan sehari-hari oleh anggota
Satgas Pamtas Yonif 123 Rajawali sejak beberapa waktu terakhir.
Salah satu sosok yang memegang peran penting dalam pelayanan
kesehatan itu Kapten CKM dr Victorio Cht, dokter Satgas Pamtas Yonif 123
Rajawali. Menurut Victorio, sejak penempatan pertama pada November 2012
hingga Februari 2013 saja, Yonif 123 Rajawali telah melayani 8.275
warga di perbatasan Kalbar yang membutuhkan layanan kesehatan.
Ia menjelaskan, ada 33 pos satgas yang terdapat di perbatasan
Kalbar dengan Sarawak. "Setiap pos mempunyai layanan kesehatan dan
pengobatan umum," kata dia.
Pos-pos tersebut tersebar di lima kabupaten yang berbatasan dengan Sarawak dan dibagi dalam empat kompi.
Kompi A untuk 9 pos di Kabupaten Kapuas Hulu, Kompi B wilayah
Kabupaten Sambas dan Bengkayang 11 pos, Kompi C Kabupaten Sanggau
sebanyak lima pos, dan Kompi D wilayah Kabupaten Sintang enam pos.
Ditambah dua pos masing-masing satu unit di Kecamatan Entikong dan Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.
Melayani Warga
Tim Bhakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indonesia Sejahtera memulai
kegiatan pada 26 Maret. Sasaran pertama adalah Dusun Enteli, yang
terletak di Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang. Mereka memulai
tanpa upacara besar-besaran.
Dua dokter dari BKKBN, enam mahasiswa kedokteran tingkat akhir dari
Universitas Tanjungpura, beserta tenaga medis dari Satgas Pamtas Yonif
123/Rajawali, melayani warga setempat.
Secara umum, di bidang kesehatan tim memberikan pelayanan dalam
bentuk pengobatan umum, gigi, sunatan (khitanan) dan KB. Sedangkan di
bidang pendidikan, mengoperasionalkan mobil pintar bantuan dari SIKIB,
meresmikan pembangunan dan renovasi Rumah Rajawali (sanggar belajar)
untuk anak-anak SD dan usia dini, serta menyalurkan bantuan buku-buku
pendidikan dan kaos ACI (Aku Cinta Indonesia) dari SIKIB kepada
sekolah-sekolah dasar dan masyarakat di perbatasan.
Tercatat 300 pasien yang merupakan warga masyarakat binaan dari
pos-pos Pamtas Yonif 123/Rajawali yang tersebar di berbagai tempat yaitu
Senaning, Semareh, Muakan dan Kampung Jasa mendapat pelayanan
pengobatan gratis.
Esoknya, di Dusun Riam Sejawak, Desa Rasau, Kecamatan Ketungau Hulu,
Kabupaten Sintang, 300 warga yang mendapat pelayanan kesehatan gratis.
Sementara pada Jumat (29/3), tim dibagi menjadi dua tim kecil, karena
harus melaksanakan kegiatan bakti sosial di dua lokasi berbeda. Tim I
berjumlah 17 orang dibawah pimpinan Dansatgas Pamtas Yonif 123/RW Letkol
Inf Musa David M Hasibuan ke Dusun Nanga Bayan, Kabupaten Sintang.
Sedangkan Tim II berjumlah 19 orang dibawah kendali Pasiter Satgas Lettu
Inf Jhony Lumban Toruan ke Dusun Kampung Jasa, Kabupaten Sintang. Di
dua dusun itu, tim tercatat melayani 420 pasien dan melaksanakan
khitanan terhadap warga masyarakat binaan dari pos-pos Pamtas Yonif
123/Rajawali.
Perjalanan tim terus berlanjut menyusuri perbatasan di Kabupaten
Sanggau, Bengkayang, Sambas, hingga Kapuas Hulu. Secara keseluruhan,
pelaksanaan Tim Bhakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indonesia Sejahtera
dijadwalkan berlangsung pada 26 Maret - 18 April.
Tahap I (satu) berakhir pada 9 April setelah dilakukan pelayanan
secara estafet di 15 lokasi terpencil di perbatasan Kalbar-Serawak
Malaysia. Dimulai dari Kabupaten Sintang (5 desa), Kabupaten Sanggau (2
desa), Kabupaten Sambas (3 desa), Kabupaten Bengkayang (2 desa) dan
Kabupaten Kapuas Hulu (3 desa).
Dansatgas Pamtas Yonif 123/Rajawali Letkol Inf Musa David M
Hasibuan memimpin langsung kegiatan mulai dari Kabupaten Sintang sampai
dengan Kabupaten Sanggau.
Selanjutnya Wadan Satgas Mayor Inf Benny Asman melanjutkan sebagai
pimpinan kegiatan mulai dari Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan
Kabupaten Kapuas Hulu.
Di bidang kesehatan, tercatat 3.510 pasien yang dilayani pada Tahap
I. Rinciannya, katarak 37 pasien, pengobatan umum 2.773 pasien,
pelayanan KB 509 (pasien implant 34 orang, pasien injeksi 159 orang,
pasien pil 231 orang, dan pasien IUD 5 orang), khitanan 165 orang,
bedah minor 26 pasien.
Tim juga memberikan bantuan kursi roda kepada Anastasya (10)
penderita penyakit lumpuh sejak lahir, anak dari Bapak Aceh dan Ibu
Lydia warga Desa Sei Beruang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau.
Di bidang pendidikan, pada tahap pertama ini tim telah meresmikan 4
(empat) Rumah Pintar Rajawali yang dibangun secara swadaya oleh anggota
pos Pamtas Yonif 123/Rajawali bersama masyarakat.
Kemudian, menyalurkan bantuan 3.300 buku pelajaran SD untuk 11 Sekolah Dasar yang tersebar di 11 lokasi perbatasan.
Lalu, memberikan bantuan tenaga mengajar oleh 23 orang anggota Pos
Pamtas Yonif 123/Rajawali di 11 Sekolah Dasar terpencil,
mengoperasionalkan dua unit mobil pintar bantuan dari SIKIB.
Sementara di bidang sosial dan rohani, tim telah meresmikan
pembangunan 2 rumah ibadah yaitu 1 (satu) buah gereja di Desa Enteli,
Kabupaten Sintang. Juga 1 (satu) buah mushola Al-Amin di Dusun Amplas
Perimpah, Desa Sei Tekam Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau,
menyalurkan 600 buah kaos ACI (Aku Cinta Indonesia) dan memberikan
bantuan 1.250 bendera di 11 desa terpencil perbatasan.
Tahap II
Tahap II (Dua) Bhakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indonesia
Sejahtera dimulai di Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu,
tanggal 11 April. Sekaligus menandai pelaksanaan kegiatan itu secara
resmi.
Acaranya meriah. Dihadiri 8 (delapan) anggota SIKIB yang dipimpin
oleh Ibu Sri Murniati Dualismi Yusgiantoro dan Ibu Etty Sudiyati Sjafri
Samsoedin, Pangdam XII/TPR Mayjen TNI Ridwan, Aster KASAD Mayjen TNI
Bachtiar, Dirkesad, Danrem 121/Abw Kolonel Inf Binarko Sugihantyo. Hadir
pula perwakilan dari BKKBN Pusat, Kepala BKKBN Perwakilan Kalbar Dwi
Listyawardani, Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana, serta sejumlah
pihak terkait.
Kedatangan para tamu kehormatan pada acara tersebut disambut dengan
tarian Dayak, pengalungan kain songket Kalimantan kepada Ibu-ibu SIKIB
dan Pangdam XII/TPR, serta tradisi ritual warga Dayak setempat.
Ketua rombongan SIKIB, Sri Murniati Dualismi Yusgiantoro melepaskan
20 ekor burung merpati serta menyerahkan sejumlah bantuan. Diantaranya
alat bantu belajar untuk sekolah dasar dari Kementerian Riset dan
Teknologi, piagam dan jaket loreng kepada penunjuk jalan yang selama ini
telah membantu pihak TNI AD dalam patroli dan menjaga patok batas
Negara.
Selanjutnya rombongan meninjau kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan
bersamaan dengan pembukaan acara yaitu berupa pelayanan gratis di bidang
pengobatan umum, pemeriksaan THT, pemeriksaan mata dan katarak,
pelayanan KB dan khitanan yang dilaksanakan oleh tim dokter dan tim
medis dari Satgas Pamtas Yonif 123/Rajawali, tenaga medis dari BKKBN,
tenaga dokter dari Indosiar dan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura.
Rombongan juga meninjau kegiatan belajar mengajar oleh Satgas Pamtas
Yonif 123/Rajawali di Rumah Pintar Rajawali, kegiatan mobil pintar dan
melihat hasil kerajinan tangan dari masyarakat Nanga Badau dan
sekitarnya.
Kegiatan bakti negeri untuk tahap II ini akan dilaksanakan di 6
lokasi terpencil diperbatasan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu,
Bengkayang dan Sanggau yang direncanakan ditutup di Entikong pada 18
April.
Di bidang pendidikan, pada tahap II ini direncanakan akan diresmikan
6 (enam) Rumah Pintar Rajawali yang dibangun secara swadaya oleh
anggota pos Pamtas Yonif 123/Rajawali bersama masyarakat stempat. Lalu
menyalurkan bantuan 18.000 buku pelajaran SD untuk siswa Kelas 6
Sekolah Dasar yang tersebar di 6 lokasi perbatasan.
Kemudian, memberikan bantuan tenaga mengajar oleh 23 orang anggota
pos Pamtas Yonif 123/Rajawali di 6 SD terpencil, mengoperasionalkan dua
unit mobil pintar bantuan dari SIKIB. Tim juga akan membagikan 200 buah
kaos ACI (Aku Cinta Indonesia) dan memberikan bantuan 1.250 bendera di
11 desa terpencil perbatasan.
Infrastruktur yang terbatas di perbatasan, tidak menyurutkan langkah
tim dalam menggapai masyarakat. Perjalanan belasan jam, langsung
dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan, lalu pagi-pagi melanjutkan
perjalanan ke dusun atau desa lain yang terpencil. Menjaga perbatasan
tidak harus dengan senjata. "Setidaknya pada suatu saat, apa yang kami
lakukan ini, dapat dikenang warga perbatasan," ujar Victorio.
Artikel - Tim Bhakti Negeri, Mengabdi di Beranda Negara
Senin, 15 April 2013 15:18 WIB