Pontianak (Antara Kalbar) - Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) memberikan hibah modal usaha kepada 100 lebih kelompok masyarakat di 77 kecamatan dari 10 kabupaten di Kalimantan Barat untuk mendorong serta memajukan ekonomi masyarakat.
Staf Khusus Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), Daniel Johan saat dihubungi di Pontianak, Minggu mengatakan, pihak kementerian mempunyai Program Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT).
Menurut dia, penting untuk segera mencari alternatif ekonomi buat masyarakat sehingga pendapatan dan daya beli mereka tidak anjlok berkelamaan dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalbar.
Ia melanjutkan, kelompok masyarakat penerima bantuan selain diberikan pelatihan manajemen juga mendapat hibah modal sesuai keahlian dan usulan jenis usaha masing-masing kelompok.
Saat ini Daniel melakukan kunjungan kerja dan memulai kegiatan itu dengan lokakarya di Kabupaten Bengkayang. "Sebagian besar mengajukan usaha perikanan, peternakan, dan pertanian. Hanya beberapa pokmas yang mengajukan usaha jahit dan salon, khususnya pokmas yang beranggotakan perempuan," kata dia.
Ia menambahkan, KPDT memang mendorong jenis usaha yang bisa menghasilkan pendapatan dalam waktu tidak lama seperti perikanan, pertanian, dan peternakan.
"Bila usaha perikanan ini berjalan dengan baik, kami berharap Bengkayang dapat menjadi salah satu pemasok ikan untuk kabupaten lain," kata Daniel yang juga Wakil Sekjen DPP PKB itu.
Ia juga menilai kehidupan masyarakat petani karet di Kalbar yang tengah mengalami kesulitan yang sangat tinggi.
"Sehingga perlu ada alternatif kegiatan ekonomi bagi mereka sehingga anjloknya harga karet tidak membuat ekonomi masyarakat terhenti," ujar Daniel.
Ia mengakui, anjloknya harga karet dari Rp20 ribuan menjadi sekitar Rp5 ribuan - Rp8 ribuan cukup menekan perekonomian masyarakat Kalbar.
"Karet selama ini menjadi andalan perekonomian Kalbar sekaligus sumber pendapatan utama mayoritas rakyat Kalbar," kata dia.
Ia menegaskan, melalui Program P2SEDT ini, dapat menjadi langkah kecil mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan.
"Ketahanan pangan sangat penting untuk diwujudkan. Karena saat ini kekuatan pangan lebih kuat dari senjata nuklir," katanya.
Ia yakin, jika Indonesia bisa mandiri dan berdaulat di bidang pangan, maka kemampuan untuk memasok pangan dunia akan menjadi kekuatan diplomasi yang besar di hadapan negara lain, bahkan terhadap negara maju sekalipun.
Sementara di tengah semakin besarnya jumlah penduduk dunia, sedangkan iklim dan sumber daya alam yang terbatas, maka negara yang mampu menguasai sektor pangan akan menjadi negara yang disegani sekaligus dibutuhkan dunia.
"Namun sebaliknya bila negara kita gagal mewujudkan kedaulatan pangan seperti saat ini, di mana kebutuhan pokok masih tergantung impor, siap-siaplah Indonesia sengsara," ujar dia.
Indonesia, lanjut dia, adalah negara agraris yang subur. "Kita dulu pernah jadi pemasok rempah-rempah dunia. Jadi tidak ada alasan Indonesia tidak mampu mewujudkan kedaulatan pangan. Ini tantangan terpenting kita semua," demikian Daniel Johan.
(T011/M009)
KPDT Beri Modal 100 Pokmas Di Kalbar
Minggu, 8 September 2013 17:38 WIB