Depok (Antara Kalbar) - Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal RI Hanibal Hamidi mengusulkan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan berupa dokter puskesmas di daerah terpencil dilakukan melalui mekanisme pendidikan kedinasan atau pendidikan kedokteran melalui pendidikan kedinasan.
"Ini dilakukan agar tidak ada lagi daerah-daerah terpencil yang kekurangan tenaga kesehatan seperti dokter," kata Hanibal Hamidi, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Ditemui usai menjadi pembicara dan Seminar dan Dialog Nasional Revolusi Kesehatam Menuju Revolusi Mental, di Pusat Studi Jepang UI, ia menuturkan salah satu alasan mengapa sampai saat ini banyak tenaga kesehatan yang enggan ditempatkan di daerah terpencil adalah kurangnya penghargaan bagi mereka.
"Biaya pendidikan sekolah kedokteran itu kan mahal, tapi ketika di tempatkan di daerah terpencil tidak dapat apa-apa. Saya rasa ini keliru. Kan harus ada kepastian kebutuhan dan kesejahteraan mereka," katanya.
Menurut dia, penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan berbiaya murah untuk memenuhi standar pemenuhan tenaga kesehatan yang menjamin pencapaian derajat kesehatan yang baik.
Melalui pendidikan kedinasan dokter ini, kata Hanibal, maka diharapkan akan berdampak pada percepatan pemenuhan tenaga kesehatam dokter puskesmas.
"Sistem ini juga memastikan proses pendidikan dan rekrutmen tenaga kesehatan yang tidak transaksional tapi harus berspirit sosial," kata dia.
Ia menambahkan pemerintah pusat memiliki kendali distribusi terhadap kesehatan strategis dan uji kompetensinya dilaksanakan oleh lembaga independen seperti kampus.
(SDP-62/E.S. Syafei)
Kedokteran Diusulkan Jadi Pendidikan Kedinasan
Selasa, 7 Oktober 2014 16:49 WIB