2014 : Tahun Politik dan Tahun Penuh Harapan
Tantangan
Di tahun 2014, tantangan ekonomi, baik yang bersifat musiman ataupun struktural, belum akan surut. Di sisi global, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2014 meningkat ke level 3,5%, pergeseran lanskap ekonomi global diperkirakan terus berlanjut. Hal tersebut berisiko memutar balik arah modal portofolio ke negara-negara maju, terutama Amerika Serikat.
Kondisi tersebut juga sedikit diperparah dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) untuk melakukan penarikan stimulus kebijakan moneternya di awal tahun 2014, meskipun beberapa ekonom memprediksikan bahwa dampak tapering off tersebut tidak akan menimbulkan gejolak pasar yang berlebihan.
Selain tantangan global tersebut, tantangan domestik tidaklah kalah berat. Kondisi pasar keuangan domestik dimana terjadi fragmentasi ekses likuiditas rupiah di sektor perbankan, serta kondisi pasar keuangan yang belum dalam dan likuid menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan lainnya adalah kondisi struktural perekonomian dimana ekspansi penduduk kelas menengah akan terus berlanjut yang berdampak pada semakin beragamnya struktur permintaan barang dan jasa dengan kompleksitas yang semakin tinggi. Peningkatan kompleksitas tersebut menuntut adanya basis keunggulan dan kapabilitas industrial yang meningkat.
Sementara, sampai saat ini, struktur produksi Indonesia terbangun pada tatanan industri yang didominasi oleh industri ekspor padat karya dan berbasis sumber daya alam, sehingga belum mampu memenuhi besarnya perubahan struktur permintaan nasional. Kesenjangan permintaan dan penawaran pada akhirnya semakin banyak dipenuhi dari kantong impor.
Kondisi ini tidak terlepas dari beberapa aspek yang belum memadai dan menjadi pekerjaan rumah kita, yaitu bagaimana meningkatkan ketersediaan infrastruktur konektivitas, mengelola energi serta menyediakan iklim usaha yang kondusif bagi investor, termasuk mengenai kemudahan memulai usaha, kepastian hukum, registrasi hak milik pribadi dan penyelesaian konflik.
*Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar
(tulisan ini juga dimuat di Harian Pontianak Post tanggal 30 dan 31 Desember 2013)