Jakarta (Antara Kalbar) - Masyarakat diimbau untuk dapat mengkonsumsi antimikroba/antibiotik secara rasional untuk menghindarkan terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik yang merugikan.
"Tidak semua penyakit harus diberi antibiotik, tapi yang ada sekarang, yang tidak infeksi pun diberi antibiotik," ujar Sekretaris Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Anis Karuniawati dalam temu media dengan tema Pencanangan Penggunaan Antimikroba Bijak di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa.
Anis melanjutkan bahwa jika seseorang mengalami demam hingga lebih dari tiga hari, belum tentu juga orang tersebut membutuhkan antibiotik, harus diperiksa terlebih dahulu penyebabnya bakteri atau virus.
"Ada juga virus yang bisa menyebabkan demam delapan hari," ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk dapat menjadi kritis dalam proses pengobatan dan dapat menanyakan secara detil kepada dokter yang merawat mengenai kegunaan antibiotik yang diberikan.
Resistensi terhadap antibiotik telah menjadi permasalahan di seluruh negara karena hal tersebut menyebabkan pengobatan yang diberikan kepada pasien tidak mempan lagi.
Sementara itu, penemuan antibiotika baru berjalan dengan lambat karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya sangat mahal.
Negara berkembang memiliki jumlah kasus resistensi antibiotik yang lebih besar dibandingkan dengan negara maju yang telah mulai menggunakan antibiotik secara rasional.
"Penelitian terakhir menunjukkan perbandingan yang sangat timpang antara negara maju dan negara berkembang. Inggris (mewakili negara maju) memperkirakan resistensi antibiotik sebesar 1 persen sedangkan India (sebagai negara berkembang) memperkirakan multi resistensi antibiotik terjadi antara 10-20 persen," papar Anggota Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Purnamawati.
Sebanyak 60 persen penggunaan antibiotik di Indonesia adalah pada kasus yang tidak perlu seperti untuk kasus-kasus infeksi oleh virus misalnya flu.
Diperkirakan kematian akibat kuman yang resisten terhadap antimikroba lebih besar dibandingkan dengan penyebab kematian oleh AIDS, kecelakaan lalu lintas dan flu.
Di Amerika Serikat diperkirakan 19.000 kematian per tahun disebabkan oleh resistensi antimikroba sementara jumlah kematian akibat AIDS adalah sebesar 15.000 per tahun.
(A043/E.S. Syafei)