"Kalau mau keluar rumah sebaiknya gunakan masker sebagai langkah antisipasi penyakit yang diakibatkan kabut asap. Kabut asap yang menyelimuti wilayah Sekadau akhir-akhir ini memang cukup pekat. Cuma, sampai sekarang kita belum dapat memastikan apakah kadar asap sudah sangat berbahaya untuk kesehatan atau belum," ujar Kasi Pencegahan, Kesiapsiagaan, Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau, Edi Prasetyo.
Dia melanjutkan, yang membuat pihaknya belum bisa pastikan kadar asap ini berbahaya atau tidak, karena belum punya alat pengukur indeks standar pencemaran udara (ISPU).
Namun, sejauh ini meningkatnya bencana asap tak lepas dari tingginya angka kebakaran lahan, baik yang disengaja ataupun tidak. Hingga saat ini saja, setidaknya sudah ada 91 titik panas (hot spot) yang terpantau satelit. Bahkan, sejak tanggal 17 hingga 19 Agustus kemarin, terjadi penambahan titik panas sebanyak 16-18 titik.
"Itu yang terpantau satelit. Bulan Agustus ini memang meningkat drastis. Diduga karena semakin banyak lahan yang terbakar. Melihat makin hari kabut asap kian mengkhawatirkan, BPBD Sekadau mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas pembakaran lahan, bahkan kalau bisa dihindari. Pemerintah sendiri sudah menetapkan status siaga bencana asap sejak awal Juli lalu. Sebaiknya hindari pembakaran lahan," pungkasnya.