Jakarta (Antara Kalbar) - Pemerintah berencana mengundang investor untuk
berinvestasi di lahan gambut dalam upaya membantu restorasi gambut dan
menciptakan peluang bisnis baru.
"Kami selama enam bulan
terakhir berdiskusi bersama investor terutama dari luar negeri, saya
berani mengatakan bahwa minat investor luar negeri sangat tinggi untuk
membantu pekerjaan restorasi dan mereka bekerja memberikan restorasi
bukan hanya hibah," kata Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead di
Jakarta, Rabu.
Nazir bersama Sekretaris BRG Hartono
Prawiratmadja bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melaporkan
kegiatan restorasi gambut terutama dilihat dari sisi investasi dan
bisnis.
"Pak JK memberikan arahan bagaimana cara menjual
program restorasi gambut kepada investor internasional. Nanti kita
presentasikan di New York agar segera dapat dari investor," katanya
seraya menambahkan akhir September Wapres akan ke New York menghadiri
sidang umum PBB.
Pada kesempatan itu, lanjut Nazir, akan
dilakukan pembicaraan bersama para investor terkait program restorasi
gambut dan mengundang mereka untuk berinvestasi.
Dia
menjelaskan, bentuk investasi yang ditawarkan bisa berupa perkebunan
terutama tanaman-tanaman yang bisa tumbuh di lahan gambut seperti nenas,
sagu, sorgum, juga peternakan.
Disamping itu pemerintah juga akan menyiapkan paket kebijakan terkait izin yang mudah dan cepat.
Nilai investasi yang diharapkan setelah dihitung diperkirakan butuh
Rp20 juta per hektare. Saat ini terdapat enam juta hektare lahan gambut
yang rusak, sementara diperkirakan pemerintah hanya bisa merestorasi
satu juta hektare. Selebihnya diharapkan dari perusahaan, hibah maupun
investor.
"Kalau ditambah dengan sekat kanal mungkin
ditambah Rp6 jutaan per hektare," kata Sekretaris BRG Hartono
Prawiratmadja. Sekat kanal mengcover hingga 50 hektare, tergantung
ukuran juga kerapatan.
Sekat dibangun jika lahan semakin
curam, maka sekatnya harus makin banyak, agar air yang ada di kanal bisa
membasahi gambut.
Dia mengatakan, penawaran investasi di
lahan gambut yang rusak tersebut akan dimulai tahun ini. BRG akan
menawarkan baik di lahan gambut yang sudah berizin maupun yang belum
berizin.
Pemerintah Undang Investor Bantu Restorasi Gambut
Rabu, 24 Agustus 2016 14:33 WIB