Jakarta (Antara Kalbar) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengadakan latihan bersama lintas udara dengan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) dengan materi latihan salah satunya adalah terjun payung.
Proses latihan tersebut juga ditinjau langsung oleh Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad, Mayjen TNI AM Putranto. Diinformasikan kepada Antara di Jakarta, Rabu, latihan gabungan tersebut dilaksanakan di Markas Batalyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad, di daerah Cilodong, Jawa Barat.
Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI AM Putranto selain meninjau juga menyampaikan arahan tentang latihan terjun payung kepada prajurit peserta Latma Malindo. Arahan tersebut adalah materi terjun payung adalah kemampuan khusus yang wajib dikuasai oleh pasukan Lintas Udara.
Kemudian ia juga menjelaskan bahwa menjalani latihan terjun payung tidak semudah seperti yang dibayangkan, butuh kekuatan fisik, mental, dan konsentrasi yang tinggi.
Sebelum pelaksanaan penerjunan, pasukan terlebih dahulu melaksanakan kegiatan ground training. Ground training ini dilaksanan sebelum melaksanakan penerjunan yang sebenarnya, di mana terjun statik bagi prajurit merupakan suatu keharusan yang wajib diikuti peserta.
Dalam ground training tersebut, materi yang dilaksanakan adalah latihan drill kering, pelatihan dasar terjun payung, pengenalan alat, praktek simulasi dan pembinaan jasmani, dengan tujuan agar para penerjun siap menghadapi segala situasi medan baik saat keluar pesawat, melayang, mengemudi maupun saat mendarat dengan aman.
Menurut Mayjen TNI AM Putranto, persiapan fisik ini penting untuk dilaksanakan, mengingat resiko terjun payung sangat fatal apabila kesiapan tidak maksimal atau kurang konsentrasi saat menjalankan latihan.
Selain materi terjun payung, ada juga materi pada latihan gabungan yang diberikan serta wajib dilaksankan untuk mengasah kemampuan parjurit, materi tersebut adalah latihan Tembak Tepat Sasaran (TTS), Serangan Regu, Pertempuran Kota (Purkota) dan Pertempuran Jarak Dekat (PJD).