Jakarta (Antara Kalbar) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai, peran pengusaha muda ke depan strategis, sehingga berbagai kebijakan pemerintah guna mengembangkan usaha rintisan pebisnis muda layak diapresiasi.
"Peran pengusaha muda ke depan dalam mendorong perekonomian nasional sangat strategis," kata Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Hipmi Priamanaya Djan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Priamanaya, hal tersebut disebabkan antara lain menguatnya globalisasi, tumbuhnya angkatan kerja muda produktif, serta munculnya industri yang digerakan oleh usahawan muda.
Selain itu, ujar dia, penyebab lainnya juga dapat disebutkan yaitu pesatnya perkembangan teknologi berbasis internet dan industri kreatif.
Hipmi sendiri saat ini juga sedang menggelar Pendidikan dan Pelatihan Nasional Hipmi (Diklatnas) Hipmi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), 9-16 Oktober.
"Diklatnas Lemhanas kali ini mengambil tema 'Mendorong Pengusaha Muda Kompetitif di Pentas Global'," katanya.
Menurut dia, Diklatnas Lemhanas BPP Hipmi ditujukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, nasionalisme, ketahanan nasional, penguatan ideologi bernegara, dan mendorong peningkatan daya saing dalam dunia usaha.
Sebelumnya, Hipmi juga menyatakan siap mengawal Paket Kebijakan Ekonomi XIV yang terkait dengan rencana model pendanaan usaha rintisan berbasis kredit usaha rakyat.
"Pada intinya Hipmi menyambut baik sebab setelah kami tunggu di paket-paket sebelumnya, kali ini paketnya sesuai dengan aspirasi kebanyakan pengusaha rintisan di Hipmi dan pengusaha pemula lain," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia.
Menurut Bahlil Lahadalia, Hipmi siap mengawal paket ekonomi tersebut agar benar-benar efektif hingga ke pelaku usaha.
Bahlil mengatakan dengan pesatnya jumlah pengguna internet di tanah air membuat usaha rintisan menjamur di mana-mana utamanya di kalangan pelaku usaha muda dan pemula.
Dia mengingatkan bahwa saat ini pengguna internet di Indonesia melebihi dari 100 juta orang, dan jumlah pelanggan ponsel adalah sebanyak 338,4 juta pelanggan dan menjamurnya pengguna media sosial hingga 72,3 juta orang.
"Integrasi mobile subscriber, netizen, dan pelanggan media sosial ini telah menciptakan potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar. Saat ini valuasi pasar e-commerce kita mencapai 1,7 miliar dolar AS dengan digital consumer mencapai 51 juta orang," katanya.
Melihat peluang ini, Hipmi mendukung Paket Ekonomi XIV dan berharap, paket tersebut dapat membantu "startup" (rintisan) untuk memiliki akses pembiayaan ke lembaga keuangan serta menyadari bahwa tidak mudah bagi usaha rintisan memperoleh pembiayaan mengingat usaha rintisan belum mampu menyediakan aset fisik sebagai agunan.
Ia mengatakan jalan keluarnya adalah harus ada skema pembiayaan yang melibatkan program KUR guna menekan tingkat gagal bayar di usaha rintisan.
HIPMI: Usaha Rintisan Pebisnis Muda Layak Diapresiasi.
Senin, 10 Oktober 2016 12:48 WIB