Sambas (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan menegaskan dukungannya terhadap rencana pemerintah menyiapkan Provinsi Kalimantan Barat untuk ekspor beras kualitas premium ke negeri jiran.
"Sangat mungkin bagi Kalbar untuk ekspor beras. Peningkatan produksi melalui teknologi hazton, salah satunya," kata Daniel Johan saat panen raya padi teknologi hazton di Desa Sepinggan, Kecamatan Semparuk, Sambas, Sabtu.
Menurut Daniel Johan, Kabupaten Sambas sebagai lumbung padi Kalbar sangat berpeluang untuk ekspor beras. Ia mencontohkan di areal seluas 10 ribu hektare yang menggunakan teknologi hazton, produksi padi petani naik tiga atau empat ton per hektare.
"Artinya, ada 30 ribu atau 40 ribu ton tambahan, ini baru satu kali musim tanam," ujar dia.
Untuk itu, ia dan Komisi IV mendorong agar teknologi tanam hazton terus diterapkan terutama di Provinsi Kalbar. Tahun 2016, Kalbar mendapat alokasi sekitar 44.600 hektare untuk menggunakan teknologi hazton.
Daniel mengungkapkan, pada tahun ini didorong agar naik menjadi 60 ribu hektare. "Kalau terjadi peningkatan produktivitas per hektare, akan berlebih untuk memenuhi kebutuhan rakyat Kalbar. Maka sangat memungkinkan untuk ekspor beras," kata anggota DPR Dapil Kalbar dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Ia mengakui, tidak mudah untuk menyakinkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian mengenai keunggulan teknologi hazton.
"Kementerian Pertanian masih malu-malu. Dan terus kami dorong, mulai dari pelan sampai keras," katanya menegaskan.
Ia berharap, kalau produksi petani di Kalbar yang menggunakan teknologi hazton meningkat secara konsisten dalam dua atau tiga tahun mendatang, bukan tidak mungkin akan menjadi program nasional.
Dalam panen padi di Gapoktan Semangat Maju Desa Sepinggan, berdasarkan hasil ubinan mencapai 10,7 ton per hektare.
Ketua Gapoktan Semangat Maju, M Yatim mengaku tidak terlalu kesulitan dalam menerapkan teknologi hazton. "Asalkan sesuai prosedur, hasilnya bisa maksimal," kata dia.
Di Kecamatan Semparuk, ada 1.500 hektare lahan yang mendapat bantuan untuk menerapkan teknologi hazton.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sambas Musanif menuturkan, dari 14 kali panen hazton yang ia ikuti, hasil yang diperoleh berkisar antara 6,5 ton hingga 12,23 ton per hektare.
"Ini juga karena belum semua paham dengan hazton, karena baru pertama kali," kata Musanif.
Ia yakin kalau petani sudah paham dan patuh dengan prosedur hazton, hasilnya akan meningkat secara konsisten.