Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus mengharapkan Wanita Katolik meningkatkan perannya dalam melindungi keluarga dari berbagai ancaman pada era globalisasi teknologi saat ini.
"Era globalisasi telah membawa informasi-informasi negatif. Dan informasi negatif ini tentu merupakan ancaman bagi keluarga," kata Hermanus du Sungai Raya, Senin.
Menurutnya, berbagai informasi negatif yang kerap beredar di tengah masyarakat jelas merupakan ancaman serius. Bila tidak segera disikapi, tidak mustahil keluarga-keluarga akan semakin mengalami ketidakpastian atau mengalami kondisi yang semakin buruk dari pada era sebelumnya.
"Disinilah peran Wanita Katolik baik dalam rumah tangganya maupun di tengah masyarakat untuk mampu mengatasi pengaruh buruk dari era globalisasi saat ini, membentengi diri dari informasi negatif serta tidak menyebarkan informasi yang negatif kepada sesamanya," tuturnya.
Menurut Hermanus, Agar mampu menjalani hidup dalam era globalisasi, banyak keluarga di saat sekarang ini merapatkan barisan. Mereka semakin tekun mewujudnyatakan tanggung jawabnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tanggung jawab yang harus semakin dibumikan itu adalah pertama mengembangkan daya dan gaya hidup (spiritualitas) perkawinan. Contohnya adalah pasutri semakin saling membaktikan diri satu sama lain, berkomunikasi yang jujur, bersedia saling mengampuni.
Kedua menghayati keluarga sebagai `kenisah kehidupan`. Keluarga bertanggung jawab melindungi dan memelihara kehidupan dari pembuahan sampai kematian alami. Perlindungan dan pemeliharaan ini bisa terwujud dengan menjadi orangtua yang bertanggung jawab.
Ketiga tanggung jawab sosial. Banyak keluarga sekarang ini ikut ambil tanggung jawab sosial terhadap keluarga yang lain, contohnya solider dengan keluarga miskin atau yang sedang menanggung beban hidup (kecanduan obat bius, dsb).
Keempat, keluarga bertanggung jawab atas keputusan politis negara. Umpamanya banyak keluarga ikut memperhatikan keputusan sosial dan politis untuk peningkatan kesejahteraan keluarga-keluarga miskin.
"Menatap era globalisasi, keluarga-keluarga tidak perlu pesimis karena Tuhan menyelenggarakan hidup dan perjuangan keluarga. Ia tidak akan pernah meninggalkan keluarga-keluarga dalam kesedihan maupun kegembiraan," katanya.
Karena imannya, lanjut Hermanus, sekarang ini banyak sekali keluarga yang tetap sadar akan potensi keluarganya yang patut dihormati dan diperkembangkan. Sekarang ini banyak keluarga memiliki komitmen yang tinggi atas kesejahteraan keluarganya sendiri maupun keluarga orang lain.
"Dan banyak keluarga mau mendirikan asosiasi dan membangun kerja sama dengan lembaga-lembaga lain. Sekali lagi, keluarga-keluarga perlu merapatkan barisan untuk lebih tekun mewujudnyatakan nilai-nilai keluarga dan menjalin kerjasama dengan berbagai keluarga maupun lembaga lain," tuturnya.
Yang paling utama, katanya adalah semakin berani menyerahkan keluarga pada penyelenggaraan Tuhan.
"Tuhan adalah Tuhan keluarga. Hidup Keluarga Era Globalisasi," kata Hermanus.
(U.KR-RDO/N005)