Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Barat, TTA Nyarong mengatakan, pemadaman kebakaran lahan menggunakan water bombing efektif mengurangi hotspot yang ada di sejumlah kawasan di provinsi itu.
"Untuk Kalimantan Barat, pada akhir Juli dan aawal Agustus ini, kita telah melakukan upaya water bombing untuk memadamkan api di sejumlah daerah di Kalbar. Hal ini kita lakukan, untuk mencegah meluasnya pembakaran hutan dan lahan di Kalbar," kata Nyarong di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, pihaknya menggunakan beberapa helikopter, diantaranya Heli Bell dengan jam terbang 99 jam 20 menit dan jumlah air yang disiram 3.279.000 liter atau sama dengan 1.093 kali siram.
Kemudian, Heli Kamov, jam terbang 101 jam 58 menit dengan jumlah air yang disiram 3.665.000 liter sama dengan 713 kali siram. Heli MI-8, jam terbang 83 jam 30 menit dan jumlah air yang disiram 2.040.000 liter sama dengan 408 kali siram.
"Lalu ada juga Heli Bolcow, jam terbang 57 jam 3 menit. Jumlah air yang disiram 248.000 liter sama dengan 466 kali siram," tuturnya.
Nyarong menambahkan, untuk lokasi penempatan heli tersebut dilakukan sesuai dengan re-posisi dari BNPB, dimana diantaranya ditempatkan di Ketapang.
Dari lokasi ini bisa beroperasi dekat dengan Kabupaten Kayong Utara, Murung Raya Kateng, dan Lamandau Kateng.
Kemudian untuk Heli Karnov beroperasi di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, dan Sambas.
"Heli MI-8 beroperasi di Kabupaten Sintang, Sekadau, Sanggau, Landak, Melawi, dan Kapuas Hulu. Namun, untuk Kapuas Hulu, memang sedikit mengalami kendala, karena bahan bakar heli tidak akan cukup sampai kesana, sehingga kita memfokuskan pemadaman melalui jalur darat," kata Nyarong.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengatakan, pihaknya optimistis bisa meminimalisir kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di provinsi itu.
(U.KR-RDO/T011)
BPBD Kalbar : "Water Bombing" Efektif Kurangi Hotspot
Rabu, 9 Agustus 2017 14:56 WIB