Sanggau (Antara Kalbar) - Bupati Sanggau Paolus Hadi S Ip M Si mengungkapkan sesuai Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti pembangunan kesehatan.
"Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga menekankan pada pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan," ungkapnya saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan pada apel HUT Kesehatan Provinsi Kalbar di Halaman Kantor Bupati Sanggau.
Ia menambahkan, lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat.
"Oleh karena itu kita perlu terus berupaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat mulai dari lingkungan keluarga," tuturnya.
Bupati menuturkan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program lndonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) secara berkesinambungan.
"Dengan target/fokus kepada keluarga berdasarkan data dan informasi dari profil Kesehatan Keluarga," ujar dia.
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP dan UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari data dan informasi dari profil kesehatan keluarga dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 Indikator seperti yang terdapat pada Paket informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan terdapat 12 indikator pelayanan dasar yang harus dilakukan kabupaten/kota yang pencapaiannya harus 100 persen.
"Sebagian besar indikator SPM Bidang Kesehatan beririsan dengan 12 indikator Keluarga Sehat," ucapnya.
Terdapat 8 indikator Keluarga Sehat terkait dengan indikator SPM dan hanya empat indikator Keluarga Sehat saja yang tidak terkait dengan SPM yaitu merokok, jamban sehat, akses terhadap air bersih dan anggota JKN.
Sehingga jika pendekatan keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka dapat dipastikan akan meningkatkan capaian SPM bidang kesehatan di Kabupaten kota.
"Hal ini dapat digunakan sebagai media advokasi kepada kepala daerah untuk mendukung pendekatan keluarga," paparnya.
Selain penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, pembangunan kesehatan juga perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
"Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa keberhasilan Program Kesehatan tidak terlepas dari peran masyarakat dan lintas sektor terkait," terangnya.
Oleh karena itu, kata Bupati, Kementerian Kesehatan mendorong terlaksananya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
"Dengan GERMAS, kita mengajak kerja sama lintas sektor dan lintas program dalam mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, yang pada akhirnya dapat membentuk bangsa Indonesia yang kuat," ucapnya.
Dengan pendekatan mendorong Program Indonesia Sehat melalui Keluarga dan GERMAS, pemerintah juga berupaya membangun kemandirian keluarga dan masyarakat dalam hidup sehat sebagai upaya promotif dan preventif yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
"Sehingga tercipta masyarakat yang produktif serta dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional," ungkap Bupati.
Permasalahan kesehatan yang masih terjadi di Indonesia, lanjutnya, di antaranya masih tingginya angka kematian lbu, tingginya angka kurang gizi, penyakit menular dan tidak menular.
"lni harus segera diselesaikan jika kita ingin meningkatkan kualitas hidup saat ini dan masa yang akan datang," terangnya lagi.
Bupati mengingatkan pada kepala dinas dan kepala Puskesmas agar mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki dalam rangka menyelesaikan permasalahan kesehatan tersebut. Dia berharap Puskesmas dan tenaga kesehatan di dalamnya harus mengambil peran mencerdaskan masyarakat untuk hidup sehat dengan secara aktif dan terus menerus melakukan promosi perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga.
"Anggaran yang disiapkan oleh pemerintah cukup besar, sehingga besar juga harapan agar permasalahan kesehatan tersebut dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya," tutur Bupati.
Ia mengajak seluruh insan kesehatan agar menjadikan Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53 sebagai momentum untuk merefleksikan kembali sejauh mana keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, serta sejauh mana keberhasilan sektor kesehatan dalam melibatkan semua unsur, Iintas sektor, dalam melaksanakan Pembangunan Kesehatan.
Bupati menerangkan, Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) saat ini, merupakan momentum untuk meneguhkan kembali komitmen, menguatkan tekad serta menggugah semangat semua, agar senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat serta terus berupaya menyadarkan masyarakat agar mandiri dalam aspek kesehatan.
"Mari kita kobarkan semangat melayani, semangat menggerakkan, semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan masyarakat dalam pencapaian derajat kesehatan,"ujarnya.
Bupati juga mengajak segenap jajaran kesehatan untuk senantiasa menggelorakan semangat revolusi mental melalui penghayatan dan pengalaman tiga nilai utamanya yaitu integritas, kerja keras dan gotong royong.
"Sehingga kita dapat mewujudkan cita-cita besar pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan," pungkasnya.
Bupati Sanggau : Keluarga Inti Pembangunan Kesehatan
Rabu, 15 November 2017 21:52 WIB