Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sekitar 26 hektare lahan perkebunan di Kelurahan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan terbakar sejak empat hari lalu.
"Kejadian kebakaran sudah berjalan selama empat hari. Dari penuturan pemilik lahan bernama Suhaidi, api berasal dari kebun sebelah yang terbakar," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Singkawang, Jayadi, Kamis.
Peristiwa ini, baru didapatkan BPBD Singkawang pada Senin (23/7) Kemarin. Dimana informasi itu datang bertepatan dengan acara rapat koordinasi Karhutla Kalbar dengan Menteri LHK melalui dokumentasi yang disampaikan Manggala Agni di lapangan.
Mendapat informasi itu, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan TNI (Danramil 16-Sedau) untuk meminta bantuan memadamkan api.
"Namun, hingga hari ini api masih belum mampu ditaklukkan baik oleh tim darat maupun tim udara," ujarnya.
Meskipun BPBD Singkawang telah meminta bantuan "water bombing" kepada Kepala Pelaksana BPBD Provinsi.
Akibatnya, Singkawang tak bisa luput dari kabut asap akibat kebakaran lahan tersebut. Saat ini, status Karhutla di Singkawang masih siaga dan telah diusulkan untuk kondisi darurat Karhutla.
"Dengan adanya pengusulan ini, kami berharap ada penegakan hukum bagi pelaku Karhutla, karena beberapa kali kejadian selalu di lahan yang sama," pintanya.
Menurutnya, Karhutla di Pangmilang telah menimbulkan titik panas di Kota Singkawang. Selain itu, Karhutla juga terjadi di Sungai Pinang Semelagi tapi telah dapat dipadamkan.
Sebagai koordinator penanganan kebencanaan, dia berharap semua lapisan masyarakat bisa saling bekerja sama untuk mencegah Karhutla."Karena tanpa adanya kerja sama antara masyarakat dan aparat penanggulangan Karhutla maka upaya itu akan sia-sia," tuturnya.
Secara terpisah, Ketua DPRD Singkawang, Sujianto meminta dinas terkait harus jeli menyikapi situasi kemarau panjang sekarang ini. Menurutnya, Karhutla banyak terjadi di mana-mana, tak terkecuali juga di Kota Singkawang.
"Sehingga saya berharap kepada dinas terkait untuk bisa memantau daerah-daerah yang memang rawan Karhutla," pintanya. Jangan sampai kemarau panjang ini, masyarakat menjadi susah air, ditambah lagi orang membakar di hutan maupun lahan sembarangan. Mengingat di Singkawang ini banyak perkebunan masyarakat, yang apabila terbakar tentu akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang, dalam suasana gawat darurat inipun diharapkan untuk tidak meninggalkan daerah. Terlebih BPBD Singkawang sudah mengusulkan status darurat Karhutla.
"Harusnya kita sambut bola-bola seperti ini, jangan sampai situasi sudah darurat, kepala daerah meninggalkan daerah. Nanti kalau ada sesuatu yang diperlukan, tapi kalau kepala daerahnya tidak adakan gimana kondisinya Singkawang nanti," ujarnya.
Baca juga: Singkawang Timur bentuk peleton anti kebakaran hutan dan lahan