Putussibau (Antaranews Kalbar) - Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir bersama Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu Arief Mahmud menghadiri 17th World Lake Conference di Tsukuba, Ibaraki Prefectur, Jepang.
"Kegiatan itu merupakan kesempatan untuk belajar dan menyerap ilmu tata kelola ekosistem danau," kata Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir melalui rilis tertulis yang diterima Antara, Selasa.
Menurut Nasir, Kapuas Hulu memiliki Danau Sentarum yang sudah mendunia dan menjadi kebanggaan masyarakat yang diharapkan dapat dikelola secara optimal.
"Danau Sentarum mesti memberikan manfaat yang positif untuk masyarakat Kapuas Hulu khususnya yang tinggal di sekitar danau itu," pinta Nasir.
Kepala Balai Besar Betung Kerhiun Danau Sentarum Kapuas Hulu Arief Mahmud mengatakan kebarangkatnya bersama Bupati Kapuas Hulu ke Jepang, difasilitasi oleh GIZ Fotclime TC sebagai bentuk dukungan kepada Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu yang telah dikukuhkan sebagai Cagar Biosfer.
Menurut Arief, pengelolaan Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu yang sejalan dengan tema WLC ke 17, sekaligus meningkatkan hubungan antara Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dengan pihak Taman Nasional Bentarum dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mengelola Cagar Biosfer.
"Kita berharap melalui kegiatan itu dapat membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan Jepang sebagai negara maju dalam mengelola danau," ucap Arief.
Dikatakan Arief, untuk Danau Sentarum mendapat predikat Ramsar site yang merupakan lahan basah dan salah satu dari 15 danau prioritas yang perlu penanganan serius, baik dalam pengelolaannya maupun menjaga dan melestarikannya.
"Sudah tentu harapan kita bersama agar Danau Sentarum dapat memberikan manfaat kepada masyarakat," kata Arief.
Kegiatan 17 tahun World Lake Conference (WLC) tersebut dihadiri juga oleh Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Winarni Dien Monoarfa, Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat KLHK Sakti Hadenganan, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi Maluku Darhamsyah dan didampingi Atase Kehutanan Kedutaan Besar Indonesia di Jepang Riva Rovani.
Selain itu beberapa pejabat pemprov dan kabupaten yang memiliki danau prioritas juga hadir antara lain Pemprov Sumut, Pemprov Sumbar, Pemprov Jambi, Pemprov Sulsel, Pemprov Gorontalo, Pemkab Gorontalo, Pemkab Agam, Pemkab Minahasa, Pemkab Luwu Timur, Pemkab Poso, dan Pemkab Kapuas Hulu.
Baca juga: Zonasi kawasan Taman Nasional di Kapuas Hulu direvisi
Belajar pengelolaan ekosistem danau hingga ke Jepang
Selasa, 16 Oktober 2018 16:05 WIB