Pontianak (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof. Dr. Edi Suratman memberikan sejumlah rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, untuk memacu pertumbuhan ekonomi di kabupaten itu.
"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kubu Raya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemkab. Yang pertama, meningkatkan daya saing bisnis dan investasi daerah melalui perbaikan infrastruktur dan penyediaan insentif fiskal, yakni penurunan tarif pajak dan pembebasan pajak sesuai aturan dan non-fiskal, yaitu kemudahan perizinan dan layanan serta penyediaan bantuan infrastruktur," kata Edi di Sungai Raya, Rabu.
Kedua, lanjutnya, melakukan pemerataan pembangunan desa dan kota melalui konektivitas dan perbaikan infrastuktur dengan sinergi APBDes, APBD, dan APBN.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya petakan potensi ekonomi melalui "Talkshow Economic Outlook"
Ketiga, mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian, perkebunan, dan perikanan melalui penetapan produk unggulan daerah dan penetapan kawasan industri di daerah.
"Kemudian melakukan peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan sesuai kebutuhan pasar kerja, terutama untuk menghadapi kehadiran bonus demografi," katanya.
Menurutnya, di balik pencapaian sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kalimantan Barat selama sepuluh tahun terakhir, Kabupaten Kubu Raya juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi pengangguran.
Pasalnya dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi penurunan realisasi investasi. Baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Akibatnya penyerapan tenaga kerja cenderung menurun.
"Hati-hati. Karena persentase antara tenaga kerja yang bekerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang tersedia itu menurun. Itu kan artinya ada pengangguran yang bertambah," katanya.
Baca juga: Pemkab beri pelatihan menjahit untuk menghidupkan konveksi di Kubu Raya
Meski ada potensi pengangguran meningkat, Edi menyatakan Kubu Raya tetap punya potensi luar biasa untuk terus tumbuh. Ia menyebut Kubu Raya potensial dalam menurunkan angka kemiskinan. Dalam sepuluh tahun terakhir, angka kemiskinan di Kubu Raya terus menurun.
Angkanya sedikit di atas lima persen. Lebih rendah dari kemiskinan rata-rata provinsi dan jauh di bawah nasional. Kubu Raya, menurutnya, tinggal sedikit lagi melewati posisi Sanggau sebagai yang terendah di Kalbar dalam kemiskinan.
"Ini luar biasa. Angkanya sekarang sedikit di atas lima persen. Bahkan angka kemiskinan Kubu Raya lebih rendah dari kemiskinan rata-rata provinsi apalagi nasional," kata Edi.
Dia menjelaskan, Nasional itu mendekati 10 persen. Provinsi itu 7,77 persen dan itu potensial untuk ditekan menjadi yang terendah di Kalbar.
"Sekarang posisi terendah di Kalbar itu Sanggau. Sedikit lagi bisa kita lewati karena pertumbuhan ekonomi kita jauh di atas pertumbuhan ekonomi Sanggau," katanya.
Baca juga: KMP Silok jadi pendongkrak ekonomi pesisir Kubu Raya
Baca juga: Mahasiswa S2 Untan kenalkan ekonomi hijau kepada masyarakat Kubu Raya
Baca juga: YBM PLN berdayakan ekonomi warga kurang mampu di KKR