Warga Pontianak yang dikarantina di Malaysia negatif Covid - 19
Selasa, 3 Maret 2020 20:43 WIB
Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson memastikan, satu warga Pontianak yang semula di karantina di Kuala Lumpur karena di duga terdampak corona pasca pulang dari Korea Selatan, dinyatakan negatif dari virus tersebut.
"Kita bersyukur, karena satu warga kita yang sempat tertahan di Malaysia, akhirnya diperbolehkan pulang, karena berdasarkan pemeriksaan otoritas kesehatan di sana, yang bersangkutan dinyatakan negatif dari corona," kata Harisson di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, warga Pontianak berjenis kelamin Wanita tersebut, semula dirawat di RS Sungai Buluh Kuala Lumpur. Yang bersangkutan terpaksa di karantina karena saat transit dari Korea Selatan bersama 20 warga Pontianak lainnya, suhu tubuh wanita tersebut meningkat saat di scan oleh petugas kesehatan bandara Kuala Lumpur.
"Sebagai upaya pencegahan, wanita ini dikarantina untuk di cek lebih lanjut dan di rawat di RS Sungai Buluh Kuala Lumpur. Yang bersangkutan juga sudah diambil sample dari tenggorokan di hari pertama dan kedua hasilnya negatif dan pasien akan segera kembali ke Pontianak dan sampai di Pontianak akan dilakukan pemeriksaan ulang untuk diawasi," tuturnya.
Mantan Kadinkes Kapuas Hulu ini menjelaskan pemeriksaan terhadap 15 orang tersebut yang datang pada 1 Maret dari KL semua dinyatakan sehat meski tetap harus diisolasi selama 14 hari.
"Semua diperiksa sehingga pemeriksaan dengan batas normal tetapi tetap dipantau hingga 14 hari oleh Dinas Provinsi dan Kota Pontianak. 1 orang asal Melawi dan 2 di Kuburaya. Sementara yang di Jogja belum ada rencana pulang dan tetap akan terus kami pantau," katanya.
Ia menambahkan jika Protap WHO seluruh masyarakat dari daerah terjangkit harus diisolasi cukup dirumah jika tidak terindikasi batuk dan pilek.
"Bahwa penularan virus lewat cairan dari hidung mulut dan menempel dimeja dan ada yang datang memegang wajah maka akan tertular," katanya lagi.
Harisson kembali menegaskan jika ke-15 warga akan dipantau hingga 16 Maret sehingga tetangga tidak perlu khawatir atau masyarakat yang mengenali tidak perlu panik. "Cukup menjaga jarak karena selama tidak melakukan kontak langsung dengan mereka tidak akan menyebar virus corona itu," katanya.
Untuk mengantisipasi dampak corona, Dinas Pendidikan Kalimantan Barat juga mengeluarkan imbauan kepada setiap sekolah yang ada di provinsi itu.
"Menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor. SR 02.02/11/270/2020 tanggal 28 Januari 2020 tentang Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi virus corona, maka kami sampaikan hal-hal yang berkaitan dengan upaya mengantisipasi penyebaran Virus tersebut di lingkungan Satuan Pendidikan," kata Kadis Pendidikan Kalbar Suprianus Herman.
Pertama, pihaknya mewajibkan setiap warga sekolah (Guru, Siswa dan Tenaga Kependidikan) untuk menjaga kebersihan lingkungan dan sarana prasarana sekolah. Kedua, menggalakkan kembali Gerakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan dan setelah melakukan aktivitas baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Ketiga, menyediakan kantin sehat di sekolah dengan menu makanan dan minuman yang bergizi dan higienis. Keempat, melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat terkait dengan layanan dan pemeriksaan kesehatan peserta didik di sekolah.
"Kelima, memberdayakan keterlibatan peserta didik dalam Program Usaha Kesehalan Sekolah (UKS). Keenam, meniadakan / mengurangi kegiatan di luar ruangan dan bagi Guru, Siswa dan Tenaga Kependidikan yang terkena batuk atau flu supaya memakai masker," katanya.
"Kita bersyukur, karena satu warga kita yang sempat tertahan di Malaysia, akhirnya diperbolehkan pulang, karena berdasarkan pemeriksaan otoritas kesehatan di sana, yang bersangkutan dinyatakan negatif dari corona," kata Harisson di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, warga Pontianak berjenis kelamin Wanita tersebut, semula dirawat di RS Sungai Buluh Kuala Lumpur. Yang bersangkutan terpaksa di karantina karena saat transit dari Korea Selatan bersama 20 warga Pontianak lainnya, suhu tubuh wanita tersebut meningkat saat di scan oleh petugas kesehatan bandara Kuala Lumpur.
"Sebagai upaya pencegahan, wanita ini dikarantina untuk di cek lebih lanjut dan di rawat di RS Sungai Buluh Kuala Lumpur. Yang bersangkutan juga sudah diambil sample dari tenggorokan di hari pertama dan kedua hasilnya negatif dan pasien akan segera kembali ke Pontianak dan sampai di Pontianak akan dilakukan pemeriksaan ulang untuk diawasi," tuturnya.
Mantan Kadinkes Kapuas Hulu ini menjelaskan pemeriksaan terhadap 15 orang tersebut yang datang pada 1 Maret dari KL semua dinyatakan sehat meski tetap harus diisolasi selama 14 hari.
"Semua diperiksa sehingga pemeriksaan dengan batas normal tetapi tetap dipantau hingga 14 hari oleh Dinas Provinsi dan Kota Pontianak. 1 orang asal Melawi dan 2 di Kuburaya. Sementara yang di Jogja belum ada rencana pulang dan tetap akan terus kami pantau," katanya.
Ia menambahkan jika Protap WHO seluruh masyarakat dari daerah terjangkit harus diisolasi cukup dirumah jika tidak terindikasi batuk dan pilek.
"Bahwa penularan virus lewat cairan dari hidung mulut dan menempel dimeja dan ada yang datang memegang wajah maka akan tertular," katanya lagi.
Harisson kembali menegaskan jika ke-15 warga akan dipantau hingga 16 Maret sehingga tetangga tidak perlu khawatir atau masyarakat yang mengenali tidak perlu panik. "Cukup menjaga jarak karena selama tidak melakukan kontak langsung dengan mereka tidak akan menyebar virus corona itu," katanya.
Untuk mengantisipasi dampak corona, Dinas Pendidikan Kalimantan Barat juga mengeluarkan imbauan kepada setiap sekolah yang ada di provinsi itu.
"Menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor. SR 02.02/11/270/2020 tanggal 28 Januari 2020 tentang Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi virus corona, maka kami sampaikan hal-hal yang berkaitan dengan upaya mengantisipasi penyebaran Virus tersebut di lingkungan Satuan Pendidikan," kata Kadis Pendidikan Kalbar Suprianus Herman.
Pertama, pihaknya mewajibkan setiap warga sekolah (Guru, Siswa dan Tenaga Kependidikan) untuk menjaga kebersihan lingkungan dan sarana prasarana sekolah. Kedua, menggalakkan kembali Gerakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan dan setelah melakukan aktivitas baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Ketiga, menyediakan kantin sehat di sekolah dengan menu makanan dan minuman yang bergizi dan higienis. Keempat, melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat terkait dengan layanan dan pemeriksaan kesehatan peserta didik di sekolah.
"Kelima, memberdayakan keterlibatan peserta didik dalam Program Usaha Kesehalan Sekolah (UKS). Keenam, meniadakan / mengurangi kegiatan di luar ruangan dan bagi Guru, Siswa dan Tenaga Kependidikan yang terkena batuk atau flu supaya memakai masker," katanya.