Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan anggaran ujian nasional (UN) jenjang SMP dan SMA yang ditiadakan bisa digunakan untuk penanganan COVID-19.
"Kita tahu anggaran pelaksanaan UNBK selama ini masih cukup besar, ratusan miliar setiap tahun. Dengan ditiadakannya UN 2020, maka alokasi anggarannya bisa dialihkan untuk membantu penanganan penyebaran COVID-19," ujar Satriwan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: UN tahun ini ditiadakan, pemerintah siapkan dua opsi
Menurut Satriwan, hal itu lebih bermanfaat, daripada dana dipakai untuk pelaksanaan UN yang juga tak ada manfaatnya lagi bagi siswa.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan pemerintah membatalkan pelaksanaan UN SMP dan SMA untuk melindungi siswa dari penularan COVID-19.
FSGI juga meminta pemerintah untuk tidak membuat penilaian ujian sekolah daring, karena akan mempersulit siswa, guru, dan orang tua, mulai dari aspek persiapan teknis, kesiapan SDM guru dan tenaga teknis lain, kesiapan infrastruktur, dan lainnya.
Baca juga: Terkait COVID-19, guru Kapuas Hulu diliburkan dan UN ditunda
"Ditiadakannya UN 2020 ini justru sangat bermanfaat besar bagi siswa. Sebab energi siswa, guru, dan orang tua akan lebih fokus kepada persiapan tes UTBK atau seleksi mandiri PTN."
FSGI menjelaskan nilai UN tidak lagi bermanfaat untuk siswa, karena tidak mempengaruhi kelulusan dan juga seleksi pada jenjang berikutnya.
Selama lima tahun terakhir, UN hanya digunakan untuk pemetaan kondisi pendidikan di daerah.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kalbar Tunda UNBK SMA/SMK/SLB
Baca juga: Empat provinsi tunda pelaksanaan Ujian Nasional SMK
Baca juga: Penghapusan ujian nasional sebuah terobosan