Pontianak (ANTARA) - Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam Regenerasi (Gempar) FKIP Universitas Tanjungpura menjajal wisata arung jeram di Riam Merasap Kabupaten Bengkayang untuk mengenalkan dan mempromosikan potensi pariwisata yang ada di sana kepada masyarakat luas.
"Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk mengembangkan minat dan bakat serta untuk mengaplikasikan ilmu kepecintaalaman. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengenalkan wisata rafting ke khalayak ramai," kata Kepala Divisi Rafting Gempar FKIP Untan, Veneranda Liberta di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 27 Februari lalu itu, dilakukan bekerja sama dengan tim rafting Riam Merasap.
Baca juga: Riam Merasap Nomine Anugerah Pesona Kemenpar
"Divisi rafting Gempar FKIP Untan adalah salah satu dari tiga divisi yang ada di unit kegiatan mahasiswa (UKM) Gempar FKIP Untan yang dilaksanakan di Dusun Segonde Desa Pisak Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang dan diikuti oleh anggota aktif Gempar FKIP Untan serta senior-senioren Gempar FKIP Untan,
Veneranda menambahkan, bagi masyarakat yang ingin mencoba menguji adrenalin dengan kegiatan arung jeram ini, bisa mendatangi langsung lokasi wisata tersebut, yang sudah ada posko rafting dari tim rafting Riam Merasap.
"Selain itu, keindahan air terjun Riam Merasap juga sudah cukup terkenal karena dianggap sebagai Niagara-nya Kalimantan Barat. Ketinggian Riam Merasap ini sekitar 27 meter dan lebar sekitar 200 meter dan konon legendanya ada intan sebesar kepalan tangan yang dijaga oleh seekor labi-labi (kura-kura putih)," katanya.
Baca juga: Jewita Kalbar sambut usulan Temajuk prioritas strategis nasional
Masyarakat setempat menyebutnya dengan riam merasap karena kalau pada musim bulan Oktober atau pada musim penghujan dan airnya deras, banyak buih-buih dari tetesan riam ini yang seperti asap.
Untuk menuju wisata alam tersebut, wisatawan dapat menempuhnya dari Bengkayang dengan jarak kurang lebih sekitar 62 kilometer atau kurang lebih 130 kilometer sebelah timur Kota Singkawang atau 300 kilometer dari Pontianak.
"Dapat dikunjungi dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari Pontianak bisa menggunakan bus kurang lebih 8 jam dengan melewati rute Pontianak - Pinyuh - Anjungan - Toho - Karangan - Bengkayang - Sanggau Ledo," tuturnya.
Dapat juga menggunakan jalur lain dengan rute Pontianak - Pinyuh - Mempawah - Singkawang - Samalatan - Bengkayang - Sanggau Ledo. Jalur (rute) pertama jarakanya lebih dekat dibandingkan jalur (rute) kedua kira-kira selisih 50 km, akan tetapi jalur pertama kondisi jalannya rusak. Waktu tempuh kedua jalur tersebut kira-kira 6 jam dengan kecepatan rata-rata 60-90 km/jam.
"Untuk jalur kedua ini lebih asik, karena melewati bukit Mendering yang jalannya berkelak-kelok kayak ular dengan tikungan yang seperti angka delapan. Selanjutnya jika ingin mencapai riam dan mandi di bawahnya mesti turun ke bawah, akan tetapi diperlukan kehati-hatian untuk turun ke bawah,sebab jalannya terjal dan licin selain itu belum dibuatkan tangga untuk turun," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak fokus tata kawasan wisata Tugu Khatulistiwa
Baca juga: Kemenhub sebut perlu dipasang perambuan sungai di Danau Sentarum
Baca juga: TNGP-Pokdarwis gali potensi wisata desa di Kayong Utara
Gempar FKIP Untan promosikan wisata Arung Jeram Riam Merasap Bengkayang
Senin, 1 Maret 2021 16:04 WIB