Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat, namun masih dibayangi peningkatan kasus baru COVID-19 karena penyebaran varian Delta yang meluas.
Pada pukul 9.41 WIB rupiah menguat 30 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.513 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.543 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan, nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melemah hari ini mengikuti pelemahan nilai tukar regional.
"Pasar masih mengkhawatirkan kenaikan kasus COVID-19 karena varian delta, di mana Asia Tenggara dianggap menjadi episentrumnya," ujar Ariston.
Baca juga: Rupiah terus menguat
Namun demikian, lanjut Ariston, pelemahan mungkin bisa tertahan karena sentimen pasar terhadap risiko terlihat membaik.
"Pasar saham global menguat. Ada optimisme pasar terhadap perbaikan kinerja perusahaan," kata Ariston.
Dari dalam negeri jumlah kasus baru COVID-19 terus menurun di mana terjadi penambahan 33.772 kasus baru COVID-19 pada Rabu (21/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 2,98 juta kasus.
Sebanyak 2,35 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 549.694 kasus.
Baca juga: Pasar keuangan global berangsur membaik
Meski demikian jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi, di mana pada Rabu (21/7) kemarin terdapat 1.383 kasus sehingga totalnya mencapai 77.583 kasus.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.560 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.520 per dolar AS.
Pada Rabu (21/7) rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.543 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.518 per dolar AS.
Baca juga: Harga ponsel Realme naik akibat rupiah melemah
Baca juga: Nilai tukar rupiah pengaruhi daya saing produk