Pontianak (ANTARA) - Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat Sebastianus Darwis berharap daerahnya sebagai kawasan perbatasan darat secara langsung dengan negara tetangga Malaysia menjadi prioritas dalam berbagai aspek pembangunan.
"Kita harap di usia Indonesia yang ke-76 Bengkayang sebagai daerah perbatasan menjadi atensi khusus pemerintah pusat terutama untuk membangun wilayah perbatasan,"ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia menambahkan terlebih saat ini kita sedang membangun PLBN dan berharap juga semua proses pembangunan berjalan dengan lancar.
Darwis secara khusus berpesan kepada masyarakat Bengkayang dengan adanya pintu perbatasan resmi di Kecamatan Jagoi Babang, masyarakat akan lebih mencintai NKRI, dan menjaga wilayah perbatasan.
Selain itu, dalam menyongsong bukanya perbatasan, pemerintah daerah mulai menyiapkan diri seperti sumber daya manusia dan fasilitas pendukung PLBN.
Hal tersebut kata Darwis demi mempersiapkan sumber daya masyarakat perbatasan sehingga tidak menjadi penonton saja, namun menjadi pelaku.
"Setelah Border buka masyarakat, baik pemuda dan pemudi kita siap, bukan menjadi penonton tapi pelaku. Ini yang sedang kita siapkan bagi masyarakat untuk menyambut bukannya Border Jagoi Babang," kata dia.
Terkait potret telekomunikasi di kawasan perbatasan di Bengkayang, sebelumnya Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bengkayang, Aleksius mengatakan bahwa telah teralisasinya usulan dan kini telah hadir 19 tower base transceiver station (BTS) di perbatasan. Hal itu menurutnya tentu memberikan dampak yang luas kepada masyarakat satu di antaranya untuk berkomunikasi.
“Pada tahun lalu kami telah mengusulkan sebanyak 19 BTS untuk daerah perbatasan. Tahun ini sudah terealisasi usulan tersebut sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat terkhusus yang berada di wilayah perbatasan, seperti Kecamatan Siding, dan Jagoi Babang,” kata dia.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah dan terus berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan akan telekomunikasi di Bengkayang, dengan membangun sejumlah tower.
"Namun hal tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bengkayang secara keseluruhan yang letak geografis dan demografis berbeda-beda. Sehingga masih beberapa tempat masih mengalami “blank spot” atau tidak terjangkau sinyal. Dukungan pemerintah pusat sangat penting," kata dia.