Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat (Kalbar) Moh Wahyu Yulianto menyatakan kelangkaan minyak goreng pada sejumlah wilayah di provinsi itu tidak mempengaruhi peningkatan angka inflasi.
"Soal minyak goreng tidak masuk inflasi karena walaupun tergolong langka, tetapi harganya relatif turun," katanya saat penyampaian rilis berita resmi statistik melalui kanal youtube BPS Kalbar yang dipantau di Pontianak, Selasa.
Baca juga: Pemkot Pontianak cegah inflasi dengan jaga ketersediaan pangan
Dia menambahkan harga minyak goreng yang berlaku saat ini sudah berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 tahun 2022 dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) tetap terjaga, yaituminyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.
Sementara terkait angka inflasi di Kalbar, Kepala BPS itu menyatakan terjadi inflasi pada Februari 2022 sebesar 0,26 dan laju inflasi Januari-Februari sebesar 1,09 persen.
Baca juga: Inflasi Kalbar sepanjang 2021 hanya 1,45 persen
"Sedangkan untuk inflasi tahunan yaitu perbandingan Februari 2022 terhadap Februari 2021 tercatat sebesar 2,52 persen," katanya.
Dia menjelaskan dari 11 kelompok pengeluaran ada tujuh kelompok yang mengalami inflasi, satu kelompok yang mengalami deflasi dan tiga kelompok yang tidak mengalami perubahan.
Baca juga: Indonesia beruntung alami inflasi rendah di tengah pandemi
"Yang pertama inflasi tertinggi kelompok transportasi disebabkan adanya kenaikan harga mobil tahun 2022. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga karena kenaikan harga bahan bakar gas elpiji non-subsidi, penyedia makanan dan minuman restoran makanan jadi," katanya.
Dia juga menjelaskan kenaikan harga suatu kelompok terkadang berimbas pada kenaikan harga komoditas lainnya, contoh gas elpiji non-subsidi pada awalnya dijual Rp11.500 per kilogram pada bulan Desember, kemudian Januari naik menjadi Rp13.500 per kilogram, dan pada Februari menjadi Rp15.500 per kilogram.
Baca juga: Pemerintah diminta waspadai potensi kenaikan harga pangan pada 2022
"Untuk yang mengalami penurunan adalah kelompok telur ayam ras, cabai rawit, minyak goreng dan ikan tongkol, disebabkan oleh surplus dalam produksinya sehingga mengalami penurunan harga," katanya lagi.
Pada Februari 2022 dari 90 kota di Indonesia tercatat 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang 0,65 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor 0,01.
Baca juga: BPS : Inflasi Kota Singkawang pada September sebesar 0,42 persen
Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 2,08 persen dan yang terendah Palembang dan Palangkaraya, Tarakan, 0,01 persen.
Kota-kota di wilayah Pulau Kalimantan yang berjumlah 12 kota, tercatat ada lima kota mengalami inflasi dan tujuh kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang 0,32 persen dengan sedangkan deflasi terendah terjadi di Balik papan 0,51 persen.
Baca juga: Inflasi Kalbar bulan September 2021 sebesar 0,34 persen