Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meresmikan 19 kantor baru partai dan dua monumen Soekarno secara daring, di Jakarta, Rabu.
Megawati meresmikan dan memberikan sambutan dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Sementara Hasto dan jajaran PDIP mengikuti acara secara langsung di Kantor DPP PDIP, Menteng Jakarta, Rabu.
Peresmian kantor partai itu merupakan gelombang VI yang dilakukan Megawati Soekarnoputri.
Sebagai simbol peresmian kantor, Megawati menandatangani prasasti-prasasti di Teuku Umar, Jakarta. Nantinya, prasasti tersebut akan dikirimkan ke berbagai daerah, di mana lokasi kantor berada untuk dipasangkan ke bangunan baru.
Baca juga: Baguna PDIP Kalbar salurkan bantuan untuk korban banjir Kapuas Hulu
Megawati tampak bersemangat melakukan penandatanganan prasasti.
"Saya sudah teken prasasti 19 kantor partai baru dan ini adalah yang keenam kalinya dilakukan. Alhamdulilah dari 34 provinsi, 514 kan kota, alhamdulilah dengan 6 tahap, kita sudah ada kantor partai baru sebanyak 100 unit. Itu masih kurang," kata Megawati dalam siaran persnya.
Megawati meminta agar anggota PDIP seluruh Indonesia terus berupaya membangun kantor partai di tempatnya masing-masing.
"Karena kantor partai itu, bukan sekadar kantor, tetapi juga rumah rakyat untuk berkomunikasi dengan rakyat, mendengarkan kehendaknya, apa yang diinginkan, lalu berjuang untuk mereka," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan peresmian ini merupakan salah satu perwujudan dari arahan Megawati menjelang Pemilu 2024.
"Bagaimana sebagai parpol kita terus melakukan langkah-langkah konsolidasi menyatu dengan kekuatan rakyat itu sendiri," ujar Hasto.
Menurut Hasto, jumlah kantor partai yang baru tersebut menunjukkan bagaimana sebagai organisasi, PDIP menunjukkan bahwa fungsi-fungsi kepartaian benar-benar dijalankan.
"Jadi sebagai partai, bukan hanya berada di atas kertas. Kantor partai ini menjadi pusat pergerakan kita," tegas Hasto.
Ke-19 kantor partai yang dibangun pada gelombang VI ini, yaitu Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Batu Bara (Sumatera Utara), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Jambi); Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Musi Rawas (Sumatera Selatan), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Prabumulih (Sumatera Selatan), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pesisir Barat (Lampung), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Administrasi Jakarta Pusat (DKI Jakarta), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bandung (Jawa Barat), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah).
Baca juga: Perjuangan kepahlawan selalu relevan sepanjang zaman
Selain itu, Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Blitar (Jawa Timur), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Madiun (Jawa Timur), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Tomohon (Sulawesi Utara), Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bitung (Sulawesi Utara), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Utara (Nusa Tenggara Barat), Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kota Baru (Kalimantan Selatan), dan Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buton Selatan (Sulawesi Tenggara).
Sementara dua monumen Soekarno yang diresmikan, yakni Monumen Soekarno Simpang Tujuh Kabupaten Buton Selatan dan Monumen Soekarno Bandar Batuaga, Kabupaten Buton Selatan.
Tampak pengurus DPP PDIP Komarudin Watubun, Ahmad Basarah, Rokhmin Dahuri, Wiryanti Sukamdani, Arif Wibowo, Utut Adianto, dan Nusyirwan Soedjono bersama sejumlah tokoh senior PDIP yang ikut menyaksikan acara secara langsung.
Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharma menginformasikan bahwa sejumlah Ketua DPP PDIP hadir di beberapa lokasi. Djarot Saiful Hidayat di Batubara (Sumut), Sukur Nababan di Bandung Barat (Jabar), I Made Urip di Lombok Utara; dan Sri Rahayu di Blitar (Jatim).
Secara daring, hadir para petinggi PDIP lainnya termasuk Prananda Prabowo dan Puan Maharani, Ribka Tjiptaning, Sadarestuwati, Hamka Haq, Olly Dondokambey, dan Eriko Sotarduga.