Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat, Mohammad Wahyu Yulianto mengatakan, konsumsi komoditas sayuran yang tinggi mendorong peningkatan inflasi hingga 79 persen di Kalbar sejak awal September 2022.
"Masyarakat di Kalbar konsumsi sayurnya cukup tinggi, sehingga komoditas sayur-sayuran seperti sawi mendorong inflasi di Kalbar meningkat signifikan," kata Kepala BPS Mohammad Wahyu Yulianto di Pontianak, Sabtu.
Wahyu mengatakan Kalbar harus mewaspadai barang barang yang memiliki nilai konsumsi cukup tinggi oleh masyarakat.
"Tentunya yang harus diwaspadai adalah barang barang yang nilai konsumsinya tinggi oleh masyarakat, selain sayur-sayuran yaitu seperti beras, minyak goreng, telur, dan daging ayam ras, itu yang harusnya dijaga," katanya.
Dia juga mengatakan pada awal September 2022 harga bawang merah, bawang putih, cabai, dan daging ayam sudah turun.
"Alhamdulillah dalam di awal September 2022 bawang merah dan bawang putih harganya turun, karena sudah banyak tersedia. Kemudian daging ayam, dan cabai juga ikut turun," katanya.
Wahyu menambahkan, Presiden Jokowi telah mengajak setiap Pemprov agar terus mengawal pergerakan harga setelah harga BBM disesuaikan pada awal September 2022.
"Kenaikan harga BBM ini mempengaruhi perkembangan harga. Maka Presiden Jokowi sangat fokus supaya semua pihak mengawal jangan sampai ada pergerakan harga yang tinggi," kata dia.
Selain itu, dia juga mengajak pemerintah dan masyarakat untuk waspada terhadap lonjakan inflasi yang mungkin akan terjadi menjelang akhir tahun.
"Kita bersama-sama mewaspadai di akhir tahun nanti menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru jangan, sampai lonjakan inflasinya tinggi dan kita harus tetap berhati hati inflasi terhadap bulan yang akan mendatang," kata Wahyu.
Inflasi Kalbar akibat harga komoditas sayuran naik
Minggu, 18 September 2022 7:57 WIB