Pontianak (ANTARA) - Bupati Sambas, Kalimantan Barat Satono mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kebakaran hutan dan dan lahan (karhutla) sekaligus meminta masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Jika berkebun maka jangan membuka lahan dengan cara membakar karena ini bisa mengakibatkan kebakaran hutan," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Senin.
Ia mengatakan, cuaca terik dan angin kencang masih melanda Kabupaten Sambas. Sehingga sewaktu-waktu dapat memicu kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya masyarakat harus menghindari hal-hal yang dapat berpotensi menyebabkan karhutla.
"Kami terus mengajak masyarakat agar kita terus waspada menghadapi kebakaran hutan ini seperti menghindari tindakan yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan, seperti membuka lahan dengan cara membakar," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Daniel menyebutkan berdasarkan sensor VIIRS dan MODIS, titik panas di Kalbar kembali meningkat.
Menurutnya, pada 2 September 2023 ada 1.184 titik panas. Kemudian data terbaru pada 3 September 2024 menjadi 1.418 titik panas yang tersebar di Kalbar.
"Deteksi titik panas yang ada tersebut menggunakan sensor VIIRS dan MODIS. Observasi sensor dilakukan pada siang dan malam hari,"kata dia.
Ia menyebutkan, titik panas tertinggi per 3 September 2023 terjadi di Kabupaten Ketapang sebanyak 483 titik. Terendah di Kota Pontianak yang saat ini ada satu titik panas.
"Sebaran titik panas yang dikeluarkan BRIN ( Badan Riset Inovasi Nasional) hampir di semua daerah berpotensi lahan terbakar. Itu sebabnya BPBD, TNI dan Polri mengoptimalkan patroli darat maupun udara dilakukan,"katanya.
Satono imbau masyarakat untuk waspadai karhutla
Senin, 4 September 2023 17:52 WIB