Sintang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat siap melaksanakan program pendampingan terhadap calon pengantin sebagai upaya mencegah terjadinya gizi buruk pada anak atau stunting di daerah tersebut.
"Calon pengantin penting kita dampingi supaya calon pengantin wanita siap untuk hamil dan kesehatan calon pengantin pria menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan," kata Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang Maryadi, di Sintang, Kamis.
Disampaikan Maryadi, untuk mencegah terjadinya stunting tidak hanya dilakukan pada 1.000 hari kehidupan saja, namun perlu dilakukan sejak adanya perencanaan kehamilan dan itu bisa dimulai dari pendampingan terhadap remaja calon pengantin.
Menurut dia, calon pengantin di Kabupaten Sintang wajib mengikuti pendidikan pranikah dan pemeriksaan kesehatan pendampingan itu merupakan persiapan khusus tiga bulan sebelum menikah.
Salah satu tujuannya untuk mencegah penyakit menular yang bisa ditularkan kepada pasangan dan anak saat berumah tangga.
"Program itu kami beri nama sibincantin yang artinya strategi pencegahan stunting melalui bimbingan perkawinan bagi calon pengantin dan kami yakin mampu mengatasi stunting di Kabupaten Sintang," jelas Maryadi.
Wakil Bupati Sintang Melkianus menyampaikan pendampingan terhadap calon pengantin merupakan terobosan yang perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak sebagai upaya dalam penanggulangan stunting.
"Itu terobosan yang baik untuk bisa mengejar target 14 persen angka stunting di Kabupaten Sintang," ucapnya.
Melkianus mengatakan program bimbingan pra nikah itu wajib dilaksanakan semua calon pengantin di semua agama dan materi bimbingan juga bagus dan menarik yang wajib diketahui oleh calon pengantin yang akan menikah.
"Ada banyak program untuk menurunkan stunting, selain pendampingan terhadap calon pengantin program yang lainnya juga wajib dijalankan secara bersamaan," pesan Melkianus.
Baca juga: BKKBN optimalkan pemanfaatan Elsimil untuk cegah kasus stunting baru