Pontianak (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah daerah di Kalimantan Barat mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti kebakaran hutan dan lahan serta munculnya titik panas selama periode musim kemarau yang akan melanda Kalbar.
"Untuk itu, kami mengimbau pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti kebakaran hutan dan lahan serta munculnya titik panas selama periode musim kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, Luhur Tri Uji Prayitno, di Pontianak, Jumat.
Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, diharapkan kerugian yang dapat ditimbulkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Pihaknya memperkirakan musim kemarau di Kalimantan Barat tahun 2024 ini akan menjadi lebih kering dibandingkan dengan periode triple dip La Nina pada tahun 2020, 2021, dan 2022.
"Meskipun demikian, musim ini diprediksi masih lebih basah dibandingkan dengan tahun 2023," tuturnya.
Dia mengatakan, musim kemarau yang sering kali menyebabkan penipisan ketersediaan air bersih dan peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat setempat perlu mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk mengantisipasi dampak musim kemarau.
"Dari pantauan kami, awal musim kemarau secara umum diperkirakan akan terjadi pada akhir bulan Juni 2024," katanya.
Di Kalimantan Barat, kata Luhur, awal musim kemarau diprediksi mulai terjadi pada akhir bulan Juni dasarian III 2024 di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, dan Melawi. Sedangkan beberapa wilayah lainnya diprediksi akan mengalami musim hujan sepanjang tahun.
"Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat waspada menghadapi puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami puncak musim kemarau ini mencakup sebagian besar kabupaten di Kalimantan Barat," katanya.
Meskipun kondisi dinamika atmosfer awal tahun menunjukkan adanya El Nino Moderat dan IOD Netral yang berpotensi mengurangi curah hujan di Kalimantan Barat, suhu muka laut yang cenderung hangat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah tersebut.*
BMKG mengimbau Pemprov Kalbar antisipasi bencana hidrometeorologi
Sabtu, 23 Maret 2024 5:41 WIB