Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengimbau warga untuk mewaspadai peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Jumat, mengatakan potensi karhutla diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan seiring kemarau atau musim kering yang melanda sejumlah wilayah setempat, khususnya daerah selatan hingga pesisir.
Dia mengatakan karhutla di Trenggalek menjadi atensi karena pada 2023 tercatat 53 kejadian tersebut.
Sebanyak 29 desa di 11 kecamatan di Trenggalek dilaporkan terdampak karhutla.
"Jadi kami minta kepada masyarakat untuk selalu waspada akan potensi-potensi yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Meluasnya potensi bencana itu merujuk peta bencana BPBD Trenggalek yang menyebut semua daerah di "Bumi Menak Sopal" --sebutan Kabupaten Trenggalek-- berpotensi dilanda bencana kekeringan.
"Merujuk peta rawan bencana, seluruh kecamatan di Trenggalek rawan bencana kekeringan," katanya.
Masuknya seluruh kecamatan dalam peta rawan bencana kekeringan dikarenakan beberapa titik dari 14 kecamatan memiliki struktur daerah dataran tinggi, sehingga saat kemarau sumber air di daerah dataran tinggi itu menyusut.
Berkaca dari tahun lalu ada 46 desa mengalami kekeringan.
"Dengan kondisi terparah di Kecamatan Panggul. Dari 17 desa yang ada, tujuh di antaranya mengalami krisis air bersih," katanya.