Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan enam desa di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai bahaya abu vulkanik dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Di Kecamatan Wulanggitang ada Desa Nawokote, Klatanto, dan Hokeng Jaya. Sedangkan Kecamatan Ile Bura di Desa Dulipali, Nobo, dan Nurabelen," kata Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara Badan Geologi Zakarias Ghele Raja ketika dihubungi dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, Minggu.
Ia mengingatkan warga enam desa itu untuk melakukan langkah antisipasi, seperti memakai masker untuk menghindari hujan abu vulkanik dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Pasalnya erupsi yang sering terjadi saat ini mengeluarkan abu vulkanik yang menyebabkan terjadinya hujan abu pada beberapa desa di sekitar kaki Gunung Lewotobi, tergantung arah dan kecepatan angin yang bertiup membawa abu tersebut.
Ia menjelaskan perkembangan terkini teramati peningkatan frekuensi kegempaan dalam sebulan terakhir.
Menurutnya, frekuensi kegempaan yang mengalami peningkatan didominasi gempa vulkanik yang mengindikasikan masih adanya suplai magma dari kedalaman yang berkonsekuensi pada kejadian erupsi yang hampir setiap hari terjadi.
"Peningkatan frekuensi kegempaan menonjol pada akhir April hingga saat ini berimplikasi pada kejadian erupsi terkini," ucapnya.
Adapun kejadian erupsi terakhir terekam pada pukul 07.31 WITA dengan ketinggian mencapai 700 meter di atas puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.
Erupsi yang berlangsung lebih kurang tujuh menit itu menyebabkan hujan abu di beberapa wilayah desa.
Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, pengunjung, dan wisatawan, tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius dua km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Serta sektoral tiga kilometer pada arah Utara-Timur Laut dan lima kilometer pada sektor Timur Laut," ucap Zakarias.
Gunung Lewotobi merupakan gunung api kembar yang terdiri dari dua puncak yakni Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan.
Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki kini berada pada Level II atau Waspada, sedangkan Lewotobi Perempuan berada pada Level I atau Normal.